Kamis, 18 Oktober 2012

karna separuh aku dirimu


"Lor, aku mau tanya sesuatu, tapi harus kamu jawab dengan spontan."

"oke."

"makan baru mikir atau mikir baru makan ?"

"maksutnya ?"

"jawab langsung aja."

"makan baru mikir."

"ya ya ya, memang kamu tipe orang seperti itu. terlihat dari sikapmu."

"maksutmu, aku gak mikir panjang, gitu ?"

"gak gitu juga."

"terus kalo gak mikir panjang apa donk namanya? biasanya kan orang bakal mikir dulu apakah makanan ini basi atau nggak, baru mau makan. sedangkan aku asal makan aja, baru bisa mikir. berarti aku gak mikir panjang. gitu kan maksutmu ?"

"ya nggak gitu juga, lor. tanpa kamu harus mikir dulu, kamu pastinya sudah tau apakah makanan itu basi atau nggak. kan bisa terlihat dari bentuk, warna atau aromanya. tapi dengan jawabanmu yang seperti itu, terlihat kalo kamu orangnya seperti itu."

"seperti apa maksutnya ?"

"gini wes, aku kasih kamu satu pertanyaan lagi. seandainya kamu berjalan di suatu tempat. dan di depan kamu ada singa. apa yang akan kamu lakukan ? kamu hadapi singa itu, kamu lari kembali, atau kamu cari jalan lain ?"

"ya cari jalan lain, lah."

"pendapatmu logis, tapi kurang tepat. kalau seperti itu kamu cenderung bermain aman, tapi masalah kamu gak akan pernah selesai."

"maksutnya ?"

"ibaratnya singa itu adalah masalah yang menghalangi jalanmu. kalo kamu selalu mencari jalan lain, mungkin memang kamu akan tetap sampai pada tujuan. tapi, seandainya singa itu terus menghalangimu, sampai kapan kamu akan menghindar dan cari yang lain ? cobalah untuk menghadapi singa itu. kalo kamu gak berani untuk mencoba menghadapi, kamu gak bakal tau seperti apa singa itu sesungguhnya. mungkin aja singa itu jinak dan hanya membiarkan kamu lewat tanpa memakanmu. mungkin juga singa itu akan mencoba untuk menerkammu. tapi kalo kamu terus menghindar dan memilih jalan lain, kamu gak akan tau gimana caranya menghadapi singa itu dan selamanya akan dicekam rasa was was akan singa itu tadi."

*manggut manggut*

"masih berhubungan dengan pertanyaan yang tadi. bukankah kamu tipe orang yang makan dulu baru berpikir ? harusnya kamu bisa langsung sigap menghadapi singa. cobalah untuk lebih berani. jangan kelamaan mikir panjang kedepan dan akhirnya memilih jalan lain hanya karna takut terluka. sesungguhnya luka itu adalah proses agar kamu lebih kuat."

"tapi, kalo akhirnya malah mati diterkam singa gimana donk ?"

"itulah pikiran yang salah. sama saja kamu menyerah sebelum berperang ! gimana kamu bisa tau bakal mati kalo kamu gak berani mencoba menghadapi ? bukankah tadi aku bilang, siapa tau itu singa jinak yang hanya membiarkanmu lewat tanpa menerkammu. kalopun seandainya itu singa galak, kamu pasti sudah mempersiapkan persenjataanmu. sama seperti makan tadi. kamu pasti tau apakah makanan itu basi atau nggak hanya dengan melihat dan mencium baunya, tanpa perlu berpikir lagi. gak perlu mikir terlalu panjang ! tapi berpikirlah secara tepat !"

"nah, misalnya kita udah tau itu singa galak yang pernah berusaha menerkam kita, apakah masih perlu melewatinya jika ada jalan lain yang lebih aman ? bukankah jika kamu maksa menghadapinya malah terlihat seperti orang bodoh yang terjatuh di lubang yang sama ?"

"jika kamu pernah menghadapi singa itu sebelumnya, dan kamu terluka, seharusnya kamu lebih tau bagaimana cara untuk menghadapinya lagi tanpa harus terluka. iya kalo jalan lain yang tanpa singa itu benar benar lebih aman. kalo jalan itu malah membuatmu tidak bahagaia saat melewatinya ? apa gak sama saja kamu memaksakan dirimu untuk menjalani sesuatu yang kamu gak suka ? ingatlah apa tujuan awalmu. jangan terus cari opsi lain hanya untuk cari selamat."

*merenung sambil berusaha mencatat kata katanya"

"ingatlah, Lor. masalah itu untuk dihadapi. bukan terus dihindari atau malah lari. kamu pasti bisa !"

"hmmm, boleh aku tanya kenapa kamu tanya kaya' gitu ? bukankah kita baru pertama bertemu ?"

"ya memang. kamu menyenangkan. perlu dibudayakan. tapi kamu menyembunyikan sesuatu. masalah itu terpancar dai caramu tertawa. mungkin banyak orang yang tertipu dengan ceriamu. tapi aku tau tipe orang sepertimu. karena separuh aku, dirimu..."

GLODAKKKK !#nyebur selokan
#tibakno mas iki nggombal. hahahaha.

(untuk seorang sahabat yang berasal dari timur jauh, terimakasih)

ayo singa, saya pasti bisa hadapi kamu !

Rabu, 10 Oktober 2012

ask God WHY ?

pada akhirnya aku bisa merasakan rasa itu lagi. lebih dari cinta dan sayang. bermula dari persahabatan dan entah kapan kusadari rasa ini tumbuh lebih. lebih dari teman, sahabat, apalagi saudara. jika dikata cinta, aku tak ingin memiliki. dikata sayang, yaa memang sayang. tapi ada yang lebih dari kata itu.

"ada 3 kriteria, lor." katanya sambil menatapku. "yang pertama cinta. cinta itu BULLSHIT. jangan ngomong cinta kalo sama aku. sudah terlalu dalam lukaku karna cinta. yang kedua sayang. sayang ini baik, tapi ada yang lebih agung lagi."

"apa itu ?"

"itu KASIH, lor. kasih itu dirasakan, tanpa perlu diucapkan."

Ah, ya. Kasih. ternyata itulah kata yang selama ini kucari cari. sebuah kata yang melambangkan sebuah rasa diatas sayang dan cinta. kasih, yang bisa dirasa tanpa perlu dikata.

"saya sayang sama kelor," katanya lagi. "tapi....."

"pasti masalah agama."

"yaa, itu yang pertama. dari dasar kita sudah berbeda."

"bukannya orangtuamu juga berbeda, tapi toh bisa bersatu ?"

"kelor, saya sudah pernah mengalami ini. saya masih belum bisa. saya tau gimana sakitnya."

"saya bukan mantan kamu."

"iya tau, kelor dan dia berbeda. tapi saya gak mau masuk lubang yang sama."

"orang tuamu saja bisa."

"iya memang, tapi saya sudah punya prinsip. saat saya serius sama seseorang, apa orang itu mau ikut Tuhan saya ?"

"saya gak mau. saya punya Tuhan sendiri. saya memang ingin mempelajari agama kamu, tapi bukan berarti saya mau masuk agama kamu."

"iyaa. saya juga gak maksa. makanya, kita tau kan bagaimana sakitnya jika kita teruskan ini ? lebih baik....."

dia terdiam lalu menunduk

"lebih baik apa ?"

"saya gak tega mau ngomong..."

"santai saja, yang kamu ajak bicara itu saya."

"sebenarnya aku ingin...."

"kalo ada kata sebenarnya, berarti didalam hati pastilah kata sebaliknya."

"aku gak tega mau ngomong, lor."

"iyaa, aku paham. berarti memang lebih baik kita akhiri saat ini daripada nanti kita terlanjur makin sayang dan makin sakit saat harus berpisah."

"naaaah itu! tapi tenang, saya sayang kelor. saya gak akan ninggalin kelor."

"saya juga sayang sama kamu...."

"kelor gak usah pura pura senyum. pasti sakit, ya ?"

"ya iyalah. tapi kan kita kudu ikhlas. seperti ilmu maaf yang pernah kamu ajarkan ke aku."

"kenapa kamu bisa sayang sama aku ?"

"kalo aku bilang alasannya, nanti kamu pikir aku gak benar benar sayang."

"gak papa, lor. justru jawaban itu yang sekarang terlalu umum. jujur aja."

"saya nyaman sama kamu."

"semua orang juga nyaman sama saya. kenapa kamu bisa nyaman sama saya ?"

"karena..... kamu penuh Kasih..."

"Nah, jawaban itu yang selama ini saya tunggu !"

"jadi, kamu sayang saya atau kasih saya ?"

"saya mengasihi kamu, kelor. itu diatas sayang dan cinta. tapi Kasih itu anugrah dari Tuhan. dan yaa, kita berbeda..."

"cinta dan agama itu kan sama sama hal yang suci. kenapa harus memisah ?"

"saya tau itu yang kamu pikirkan, lor. kamu pasti bertanya kenapa agama itu ada lima, padahal dasarnya Tuhan cuma satu ? kenapa harus berpisah karna beda keyakinan. sekarang coba kamu buat jarimu seperti ini,"

letakkan lima jari diatas meja. lalu tekuk jari tengahmu. biarkan empat jari lainnya tetap terlentang. 

"coba angkat jempol kamu, ringan ? itulah masalah besar yang bisa kamu selesaikan,

sekarang coba angkat telunjuk kamu. lebih ringan ? itulah masalah sedang yang bisa kamu selesaikan,

nah, silahkan kamu angkat jari manis kamu. berat ? gak bisa terangkat ? itulah masalah yang memang tak ada jawabnya. gak semua hal itu bisa terjangkau akal sehat manusia, lor. gak semua masalah ada penyelesaiannya.

sekarang coba angkat kelingking kamu. ringan kan ? setelah masalah yang tak terjawab itu, lor, jika kamu berhasil melewati itu semua pasti terasa ringan dan kecil..."

"hmmmm, rumit. kamu tau aku keras kepala. dan aku sayang sama kamu. dan aku masih ingin protes sama Tuhan. agamaku bilang jangan nikahkan wanita muslim dengan pria musyrik (tidak beriman). kamu kan beriman. kamu tidak nyembah berhala. kamu punya tuhan. bahkan kita sama sama beriman tentang ALLAH, meskipun pengucapannya beda."

"Tuhaaaann, hilangkan kekeraskepalaannya..."

"kamu mulai frustasi menghadapiku, ya ?"

"nggak. aku sayang kamu, Lor. lebih dari rasa sayangku ke orang kebanyakan. dan aku gak pingin ngulangi kesalahan yang menyebabkan aku sakit."

"hahahaha, iyaaa. aku paham kalo masalah itu. kita memang gak bisa bersatu karna awal kita sudah berbeda. ibuku juga sudah ingetin aku dari dulu tentang ini. tapi kita gak bakal tau rasanya kalo gak nyoba, kan ?"

"itu cara berpikir yang pendek. dan aku sudah pernah merasakannya, saat dia bilang mau ikut Tuhan saya dan ternyata dia ninggalin saya, lupain saya. saya masih belum siap untuk nyoba lagi. Lor, saya yakin, pasti akan ada yang lebih baik dari saya untuk kamu."

"hmmm. semoga kamu juga dapat yang terbaik. dan seiman. ah ya, aku mau cerita. barusan ada yang nembak aku tapi kutolak."

"kenapa ?"

"karena aku sudah terlanjur sayang sama orang lain."

"siapa ?"

"masih tanya ?"

dia tersenyum. manis.

"terus, sampe kapan kamu mau nolak orang orang itu, Lor ?"

"sampe aku dapetin orang yang pas. yang bisa bikin aku nyaman kaya' kamu. dan yang pasti seagama. hehehehe."

dia tersenyum penuh makna sambil mengelus rambutku. dari situ aku tau dia memang orang yang penuh kasih. dia gak mau melanggar Tuhannya hanya karna cintanya pada sesama manusia.

aaahhh, seandainya semua agama bisa hidup berdampingan. kenapa harus ada larangan yang memisahkan mereka yang dilanda cinta namun berbeda keyakinan ??? Tuhan, saya butuh jawaban dari Kamu. saya percaya Kamu ada. jadi tolong jawab pertanyaan yang tak terjawab itu. biar saya gak galau, Tuhan....


Selasa, 02 Oktober 2012

petuah si kribo

beberapa hari yang lalu ada serangan galau yang melandaku. alhamdulillah, sekarang sudah terlewati. aku bisa senyum lagi dg ceria. yaaahhh, meskipun masih tersisa sedikit luka, tapi ga papa, bahagianya lbh banyaaaakkk. hehehehe.

dulu, ada seseorang yang memintaku untuk meninggalkan duniaku. meninggalkan teman teman baruku. memintaku untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius. eh ternyata malah dia yang pergi ninggalin aku. dan yang ada untukku adalah mereka2 yang pernah dia minta pergi dariku. itulah sebabnya kenapa aku berkata bahwa sahabat itu nomor satu, karna sahabat ga kenal kata putus, ga kaya mantan. dan putus itu juga ga kenal kata sahabat. sangat jarang ditemukan orang yg masih tetep bersahabat pasca putus. apalagi kalo hubungan itu dijalani dalam jangka waktu yang relatif lama. hihihihi.

seorang teman berkata padaku, "santai lor, yang mau sama kamu masih banyak..." tapi dia tau ini bukan masalah pengganti. karna ga mungkin aku bisa lupain sang mantan secepat itu. ngilangin perasaan itu sulit, tapi lbh sulit ngilangin kebiasaan. dan 2,5th adl waktu yang sangat lama untuk menjadi terbiasa.

"sudah, lor, jangan lagi cari pelarian. jangan lagi bales balesan. gak akan selesai. yang ada malah menimbulkan luka baru. terutama bagi mereka yang gak bersalah, yang kamu jadikan pelarian." katanya lagi sambil tetap asik memainkan stick PS. "aku punya sebuah crita yang bisa kamu jadikan pelajaran."

dia melepas stiknya dan matanya langsung tertuju padaku. ah, ini pasti tanda sedang serius.

"di tempat asalku sana, tempat ibadahku pernah dibakar, Lor. marah ? jelas. gak terima ? pasti. tapi yang kami lakukan hanya diam, Lor. Diam, lalu memaafkan. kami gak balas perbuatan mereka, karna kami tau jika kami membalas yang ada malah pertikaian. itu yang diinginkan para provokator untuk memecah belah. maaf itu bisa menyelesaikan segalanya, Lor. Tuhan itu penuh kasih. Damai itu indah."

seketika hatiku miris. rasanya makjlebb. bener memang, kalo bales balesan kapan selesainya ? yang ada malah luka. sakit dan kecewa. belum lagi jika melibatkan orang orang ga berdosa. jadi aku coba untuk menuruti apa katanya. menerima kenyataan dan mulai memaafkan. toh ada hadiah untuk mereka yang bersabar. dan selalu ada teman untuk mereka yang ditinggalkan.

seandainya waktu itu aku setuju untuk meninggalkan duniaku, aku pasti menyesal karna artinya aku akan meninggalkan orang sebaik sahabatku ini. sahabat yang selalu ada untuk mengingatkan dan membangkitkan. sahabat yang ga akan tergantikan.

gak akan cukup kata makasih untuk semua ilmu yang dia ajarkan ke aku. ilmu tentang kesabaran dan kelapangan hati untuk saling memaafkan. ilmu tentang kedamaian, walaupun kita berbeda. karna perbedaan ada untuk saling melengkapi bukan ???