kami pernah bertemu, sekitar 1,5tahun yang lalu. temanku masihlah ceria. dia berkata bahwa ayahnya sudah menikah lagi dan pindah ke kota istri barunya. sahabatku tinggal sendiri dirumahnya yang kebetulan berjarak hanya 15menit dari rumahku. sepertinya dari sinilah masalah bermula. tak selang dari pertemuan itu sahabatku menelfon sambil menangis sesennggukan. dia berkata dia ada di luar kota, bersama ayahnya. dan dia harus menelfonku sembunyi sembunyi. semua kegiatannya diawasi oleh ayahnya. yaaah, aku tau ayahnya adalah seorang yang bersifat keras, tapi aku rasa kali ini sikap posesif sang ayah sudah cukup keterlaluan karna melarang sahabatku keluar dan menghubungi teman temannya. aku sempat menyarankan temanku itu untuk pergi keluar dengan tem,an teman yang masih di surabaya. janganlah terus menuruti ayahnya yang mengurungnya dirumah. seorang sanguin pastinya berjiwa bebas, tak akan betah bila dikekang. sayangnya setelah itu kami hilang kontak. facebooknya tak lagi aktif, sms dan telpon dariku pun tak pernah dibalas.
sebulan yang lalu tiba tiba aku teringat padanya. aku rindu suara riang dari penyuka komik jepang itu. syukurlah dia mau mengangkat telponnya. tapi reaksinya tak seperti yang ku harapkan. suara itu terdengar kosong. mati. dia menjawab dengan perlahan, terbata, dan sangat tidak nyambung. lebih banyak diam. aku curiga, apa yang sebenarnya terjadi padanya setelah setahun tanpa kabar.
minggu depannya aku memutuskan untuk pulang. biasanya dia akan mengajakku karaoke dan berjalan jalan. untunglah dia mengirimiku sebiah sms. namun isinya aneh. bahasanya sangat formal.
"besok aku mengembalikan komikmu."
komik ? waw, itu sudah ada padanya dari masa kami masih kelas 1 SMA. aku saja sudah lupa, kok bisa dia masih ingat ? biasanya dia lebih pelupa dariku. sudah menjadi kebiasaan kami untuk saling bertukar komik dan sama sama lupa mengembalikan. apa yang aku punya, selalu aku bagi dengannya. begitupun sebaliknya. aku menelponnya dan menyuruhnya main ke rumah. tapi dia tidak mau. dia menunggu di poim bensin dekat jalan raya ke arah rumah. aku menjemputnya sambil membayangkan sosoknya. dan yang ku khawatirkan benar terjadi.....
dia berdiri disana. persis seperti patung selamat datang. tanpa ekspressi. gayanya yang centil dan ceria hilang sudah. dia memakai kerudung kebesaran dengan baju kumal yang sama sekali bukan seperti gayanya yang stylish.
"hai han, dari tadi disini ?" sapaku
"iya.... aku... dari... tadi... disini..."
"mampir rumahku, yuk. tante kangen loh sama kamu"
"aku... tidak... bisa...."
"lhoph kenapa ? kan kita udah lama gak ketemu ?"
"aku... harus... pulang..."
"hani kenapa ? kok aneh ?"
"........."
"han ?"
.......
aku memegang tangannya lembut. dingin. tak ada rasa sama sekali. Ya Tuhan, ada apa dengan sahabatku ini ? tanpa mau mengiyakan ajakanku, dia langsung memakai sarung tangan dan helmya dan tancap gas pulang. ingin ku susul dia, tapi aku sedang tidak memakai helm. kumaki keteledoranku kala itu. bagaimana bisa aku mengaku sebagai sahabatnya jika tak tau apa yang tejadi dengannya ? semua kontak teman2 SMA ku hilang, hanya ada sebagian teman dekatku, tapi bukan teman dekatnya. lalu aku harus bagaimana ????
aku yakin hani terkena depresi karna keras ayahnya. aku memberanikan diri menelpon temanku yang kuliah di UNAIR jurusan psikologi. tapi dia masih semester 7 dan belum berani melakukan uji coba pada pasien. dia hanya menyarankanku membawa hani ke kampusnya, namun harus menyiapkan uang sebesar 200ribu. waw, untuk makan aja susah lha kok mau bayarin obatnya orang ? apa daya sore itu aku harus kembali ke jember, meninggalkan hani lagi...
kemarin aku pulang ke surabaya. aku sudah bertekad mencari tau tentang Hani. rupanya Tuhan memberiku jalan. Hani terkena guna guna oleh mantan pacarnya. dia sempat di rukhyah dan alhamdulillah sadar. tapi ayahnya malah semakin mengekangnya. beliau semakin melarang Hani utnuk keluar rumah. beliau takut Hani terkena guna guna lagi, apalagi beliau sangat keras agamanya dan tak pernah mengijinkan Hani pacaran. Hani yang smestinya sudah sembuh pun depresi, karena ia tak lagi punya akses untuk bertemu dengan kawan kawannya. tak ada lagi yang bisa menghiburnya. ia dipingit di rumah begitu saja. dan orang yang dia hubungi adalah aku, tapi aku lalai dan kurang sigap menyikapi keadaannya. sungguh aku menyesal. aku bukan sahabat yang baik.....
ingin aku membawanya berobat ke psikolog. tapi ayahnya melarang hani utnuk bertemu SIAPAPUN. aku pernah melewati rumahnya, tapi seolah kosong tak berpenghuni. lalu bagaimana aku harus menyelamatkan sahabatku ???? Tuhan, maafkan aku yang gagal jadi sahabat baiknya. tolong jaga Hani, Tuhan. sungguh aku merindukan tawa cerianya. setidaknya tolong berikan aku jalan untuk membawanya keluar dari rumah. aku gak tega melihatnya seperti itu. tolong yaa, Tuhan,.....
hani si cantik (foto kanan)
waktu karaokean di jember
hani berkerudung di tengah
terlihat perbedaan ekspressinya kan ?