Senin, 19 November 2012

Tolongin kami yaa, Tuhan

setahun yang lalau sahabatku semasa SMA menelfonku sambil menangis sesenggukan. dia berkata bahwa dia ketakutan. merasa frustasi karena bertengkar setiap hari dengan ayahnya. yaaah, ayahnya memang tipikal seorang muslim yang taat dan keras. sedangkan ibunya sudah lama wafat, sehingga dia tak memiliki sosok untuk mengadu. selama ini temanku sangatlah ceria dan grapyak. sosok kelembutan seorang ibu didapatkannya dari teman temannya atau malah ibu dari teman temannya. bahkan aku pernah iseng mengenalkannya pada tanteku, dan dia berkata bahwa dia mau memiliki ibu seperti tanteku. kebetulan saat itu tante belum menikah, sehingga kami berencana mencomblangkan tanteku dan ayahnya. namun rencana tinggalah rencana. pada akhirnya kami tak pernah menjadi saudara betulan.

kami pernah bertemu, sekitar 1,5tahun yang lalu. temanku masihlah ceria. dia berkata bahwa ayahnya sudah menikah lagi dan pindah ke kota istri barunya. sahabatku tinggal sendiri dirumahnya yang kebetulan berjarak hanya 15menit dari rumahku. sepertinya dari sinilah masalah bermula. tak selang dari pertemuan itu sahabatku menelfon sambil menangis sesennggukan. dia berkata dia ada di luar kota, bersama ayahnya. dan dia harus menelfonku sembunyi sembunyi. semua kegiatannya diawasi oleh ayahnya. yaaah, aku tau ayahnya adalah seorang yang bersifat keras, tapi aku rasa kali ini sikap posesif sang ayah sudah cukup keterlaluan karna melarang sahabatku keluar dan menghubungi teman temannya. aku sempat menyarankan temanku itu untuk pergi keluar dengan tem,an teman yang masih di surabaya. janganlah terus menuruti ayahnya yang mengurungnya dirumah. seorang sanguin pastinya berjiwa bebas, tak akan betah bila dikekang. sayangnya setelah itu kami hilang kontak. facebooknya tak lagi aktif, sms dan telpon dariku pun tak pernah dibalas.

sebulan yang lalu tiba tiba aku teringat padanya. aku rindu suara riang dari penyuka komik jepang itu. syukurlah dia mau mengangkat telponnya. tapi reaksinya tak seperti yang ku harapkan. suara itu terdengar kosong. mati. dia menjawab dengan perlahan, terbata, dan sangat tidak nyambung. lebih banyak diam. aku curiga, apa yang sebenarnya terjadi padanya setelah setahun tanpa kabar.

minggu depannya aku memutuskan untuk pulang. biasanya dia akan mengajakku karaoke dan berjalan jalan. untunglah dia mengirimiku sebiah sms. namun isinya aneh. bahasanya sangat formal.

"besok aku mengembalikan komikmu."

komik ? waw, itu sudah ada padanya dari masa kami masih kelas 1 SMA. aku saja sudah lupa, kok bisa dia masih ingat ? biasanya dia lebih pelupa dariku. sudah menjadi kebiasaan kami untuk saling bertukar komik dan sama sama lupa mengembalikan. apa yang aku punya, selalu aku bagi dengannya. begitupun sebaliknya. aku menelponnya dan menyuruhnya main ke rumah. tapi dia tidak mau. dia menunggu di poim bensin dekat jalan raya ke arah rumah. aku menjemputnya sambil membayangkan sosoknya. dan yang ku khawatirkan benar terjadi.....

dia berdiri disana. persis seperti patung selamat datang. tanpa ekspressi. gayanya yang centil dan ceria hilang sudah. dia memakai kerudung kebesaran dengan baju kumal yang sama sekali bukan seperti gayanya yang stylish.

"hai han, dari tadi disini ?" sapaku
"iya.... aku... dari... tadi... disini..."
"mampir rumahku, yuk. tante kangen loh sama kamu"
"aku... tidak... bisa...."
"lhoph kenapa ? kan kita udah lama gak ketemu ?"
"aku... harus... pulang..."
"hani kenapa ? kok aneh ?"
"........."
"han ?"
.......

aku memegang tangannya lembut. dingin. tak ada rasa sama sekali. Ya Tuhan, ada apa dengan sahabatku ini ? tanpa mau mengiyakan ajakanku, dia langsung memakai sarung tangan dan helmya dan tancap gas pulang. ingin ku susul dia, tapi aku sedang tidak memakai helm. kumaki keteledoranku kala itu. bagaimana bisa aku mengaku sebagai sahabatnya jika tak tau apa yang tejadi dengannya ? semua kontak teman2 SMA ku hilang, hanya ada sebagian teman dekatku, tapi bukan teman dekatnya. lalu aku harus bagaimana ????

aku yakin hani terkena depresi karna keras ayahnya. aku memberanikan diri menelpon temanku yang kuliah di UNAIR jurusan psikologi. tapi dia masih semester 7 dan belum berani melakukan uji coba pada pasien. dia hanya menyarankanku membawa hani ke kampusnya, namun harus menyiapkan uang sebesar 200ribu. waw, untuk makan aja susah lha kok mau bayarin obatnya orang ? apa daya sore itu aku harus kembali ke jember, meninggalkan hani lagi...

kemarin aku pulang ke surabaya. aku sudah bertekad mencari tau tentang Hani. rupanya Tuhan memberiku jalan. Hani terkena guna guna oleh mantan pacarnya. dia sempat di rukhyah dan alhamdulillah sadar. tapi ayahnya malah semakin mengekangnya. beliau semakin melarang Hani utnuk keluar rumah. beliau takut Hani terkena guna guna lagi, apalagi beliau sangat keras agamanya dan tak pernah mengijinkan Hani pacaran.  Hani yang smestinya sudah sembuh pun depresi, karena ia tak lagi punya akses untuk bertemu dengan kawan kawannya. tak ada lagi yang bisa menghiburnya. ia dipingit di rumah begitu saja. dan orang yang dia hubungi adalah aku, tapi aku lalai dan kurang sigap menyikapi keadaannya. sungguh aku menyesal. aku bukan sahabat yang baik.....

ingin aku membawanya berobat ke psikolog. tapi ayahnya melarang hani utnuk bertemu SIAPAPUN. aku pernah melewati rumahnya, tapi seolah kosong tak berpenghuni. lalu bagaimana aku harus menyelamatkan sahabatku ???? Tuhan, maafkan aku yang gagal jadi sahabat baiknya. tolong jaga Hani, Tuhan. sungguh aku merindukan tawa cerianya. setidaknya tolong berikan aku jalan untuk membawanya keluar dari rumah. aku gak tega melihatnya seperti itu. tolong yaa, Tuhan,.....

hani si cantik (foto kanan)

waktu karaokean di jember

hani berkerudung di tengah
terlihat perbedaan ekspressinya kan ?

Sabtu, 17 November 2012

i'm the walking death

ada pepatah yang mengatakan, "sesuatu yang tak berhasil membunuhmu akan membuatmu lebih kuat!"
ada pula seorang teman yang berkata, "nah lor, tanpa sadar kamu sudah tambah dewasa saat kamu berhasil melewatinya."

malam ini, setelah sekian lama aku tak lagi merasakan galau, lagu lagu pengantar tidur ini membuatku merasakan hal itu lagi. yaakkk, blogger galau beraksi kembali. tiap orang yang membaca blog rongsok ini pasti membayangkan aku cewek menyedihkan yang hidupnya diselimuti kegalauan. dan saat kopdar, mereka kebanyakn berkata, "kamu beda dengan yang kamu tulis yaa. ceria. gak keliatan susah."

mudah memang menilai penampilan seseorang dari luar. sama mudahnya dengan menginginkan sesuatu yang terpajang di iklan. mereka yang mengecapku sebagai cewek nakal, liar, korak, urakan, gak tau aturan. terserahlah apa kata mereka. bukankah tak kenal maka tak sayang ? toh sebagian besar dari para pengecap itu langsung meminta maaf setelah berbincang denganku.

aku sendiri masih belum tau siapa aku sebenarnya. istilahnya aku masih mencari jati diri. aku bisa jadi terlihat tangguh saat mendaki gunung, liar saat touring, rock n roll saat sumpek, tapi bisa juga begitu lembut saat bersama para cecunguk kecil, dewasa saat bercerita, dan childish saat bersama mereka yang lebih dewasa. inilah aku yang memiliki banyak sisi dalam hidupku. tujuanku cuma satu, seperti apapun penampilanku, aku hanya ingin berguna bagi orang lain. meskipun terkadang harus membunuh diriku sendiri. seperti lilin yang menerangi sekitar tapi menghabisi diri sendiri.

berbicara masalah pengorbanan, aku melakukan semuanya dengan ikhlas. mungkin ini suatu kelebihan yang menjadi kutukan bagiku. aku akan lakukan apapun untuk memenuhi permintaan orang yang ku sayang. sesulit apapun itu, sebisa mungki akan kupenuhi, hingga aku mencapai titik jenuh dan meninggalkan semua yang mustahil untuk dilanjutkan. dan sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, termasuk rasa sayang.

pernah kuberi rasa sayang yang begitu tulus untuk sahabatku, nyatanya sahabatku menusuk dari belakang. ia tersenyum sambil berkata "aku juga menyayangi lelaki pujaanmu."

kuberi rasa setia pada kekasihku. nyatanya ia mendua dan menyebarkan berita yang sebaliknya. belum lagi cacian makian dan pukulan yang mendarat padaku.

kuberi semua yang kupunya untuk cintaku yang berikutnya. nyatanya ia mencintai sahabatku dan terobsesi mendapatkannya tanpa mau peduli. dengan mudahnya ia berkata, "aku belajar darimu utnuk terus memperjuangkan orang yang ku sayang" . sayangnya hal itu lah yang tak pernah dia berikan untukku.

saat aku mulai mengasihi pria sempurna, kami harus terpisah karena perbedaan agama. dan aku harus melihatnya bersama banyak wanita yang memujanya sambil tetap tersenyum saat ia berkata, "aku titip temenku dulu sebentar. tolong dijaga." pernahkah ia mengatakan hal itu pada wanita lainnya untukku ?

momen terakhir tak lagi terasa sakitnya saat aku mulai menyayangi seseorang namun dia memilih untuk kembali pada mantannya. aku juga tetap harus tersenyum sambil terus membentengi hatiku saat ia jenuh dan ingin kembali padaku tanpa mau melepas kekasihnya. bukankah kaki kita tak bisa berpijak pada dua perahu berbeda ?

apakah aku bertambah dewasa karna tetap bisa tersenyum walau hatiku tersiksa ? apakah aku bertambah kuat karena tetap ada untuk mereka yang terus melukai ? apakah aku semakin tegar saat sakit yang mereka berikan kubalas dengan senyuman dan terus mendengarkan cerita mereka dengan perempuannya ? harus melihat mereka dengan perempuannya ? apakah aku bertambah kebal atau malah semakin mati ?????

sakit itu tak lagi kurasa. mungkin aku sudah kebal. tapi perasaan indah penuh kasih juga tlah sirna. semua kuanggap sama. hatiku mati. semua yang kuberi hanya untuk membantu. tanpa aku tau seberapa hancur kondisiku. terkadang aku lelah menjadi seseorang yang selalu ada untuk mereka. tapi aku tak bisa berkata tidak. aku lelah. hanya itu. tapi bagaimana bisa hatiku merasa lelah jika sudah mati ????

tersenyumlah, aku tetap akan selalu ada untukmu. takkan meninggalkanmu. walaupun dalam bentuk bangkai sekalipun yang bisa kau tinggalkan kapanpun kamu mau...