Minggu, 08 Desember 2013

wanita gypsy dan api dalam amukan badai


Hujan deras beserta angin kencang mengetuk tiap pintu dan jendela. Ditambah kilatan petir dan suara guntur yang memekakkan telinga. Lalu tiba-tiba semua gelap. Mati lampu. Wanita gypsy itu beranjak dari dipan, menuju balkon. Ia membuka pintu separuh lalu menengadah ke langit. Merah. Adakah yang lebih baik dari terjebak badai sendirian dalam rumah di malam hari tanpa listrik ?

Wanita gypsy itu menutup pintu separuh lalu kembali kedalam. Menyalakan lilin di pelataran lalu tiduran di atas dipan. Hujan masih deras. Angin masih kencang. Dan petir masih menggelegar. Hingga aku menyadari wanita gypsy itu adalah aku.

Sesosok bayangan menjulang tinggi berusaha melewati pintu. Aku terkesiap. Dalam balutan rok panjang, baju berbahu rendah dan ikat kepala, aku mencengkram cawan lilin lebih erat. Jika aku memang gypsy, pastilah aku terbiasa menghadapi makhluk halus.

Bayangan itu kini bediri tepat didepanku. Siluetnya membentuk sebuah sosok yang aku kenal. Petir menyambar, memberikan sedikit cahaya. Aku terperangah, ya, itu memang sosok yang aku kenal.

"Hey nona," sapanya. "Kau baik baik saja ?"
"Ya tentu saja aku baik. Ada apa ? Mengapa kemari saat badai ?"
"Aku mengkhawatirkanmu. Dalam badai dan lampu mati seperti ini kau malah sendiri. Aku harus pastikan kau baik baik saja."

Aku tersenyum. Mempersilahkannya masuk dan duduk.

"Aku tak apa. Masih ada cahaya lilin yang menerangi gelapku."
"Lilin itu redup."
"Tidak. Cahayanya memang kecil. Tapi ia menerangi kegelapan."

Dia terkekeh lalu ambruk.

"Aku lelah," katanya. "Aku ingin istirahat. Sejenak saja."
"Ya. Tidurlah. Berhentilah menjadi lilin. menerangi kegelapan disekitarmu, tapi menghabisi diri sendiri."

Ia lalu memelukku. Erat. Tak lupa ia mencium keningku. Menyandarkan kepalaku pada dadanya yang bidang.

"Tidurlah. Istirahatlah. Walaupun hanya sekedar singgah."

Tak lama pelukan itu mengendur.

"Aku harus pergi."
"Lagi ? Tapi, diluar badai belum reda."
"Masih banyak yang membutuhkanku. Kau sudah tak apa kan ?"

Ia sudah berada di ambang pintu. Bersiap meninggalkanku. Dan ekspressi wajahnya memastikan jawaban dariku.

"Aku tak papa. Aku akan selalu baik baik saja."

Dia tersenyum lega lalu pergi. Sorot matanya yang kelelahan, seperti lilin yang menyala remang. Dia menghabisi dirinya sendiri, tapi bahagia bisa menerangi kegelapan disekitarnya.

Lilin itu kini padam. Api membakar habis tubuhnya. Menyisakan kegelapan. Dan aku kembali sendirian.

Maka aku, si wanita gypsy, menyalakan api di perapian. Lebih terang dan menghangatkan. Lalu sesosok bayangan kembali muncul dari ambang pintu. Ia berjalan pincang ke arahku.

Petir kembali menyambar menampilkan sosok yang rupanya sangat aku kenal. Ia basah kuyup dan berjalan tertatih. Aku menghampirinya, memapahnya untuk bangkit. Ia ambruk di tempat yang sama, meskipun ia org yang berbeda.

"Ndaa," rintihnya. "Aku sakit..."
"Kamu kenapa ?"
"Aku kena traktor tadi"

Ia menunjukkan kakinya. Bolong. Seperti ditusuk jarum, namun membentuk suatu pola. Bolong bolong. Tidak hanya di satu sisi, namun membentuk garis vertikal di sepanjang tulang kering. Bolong bolong. Memperlihatkan daging dan tulangnya. Bolong bolong. Rasanya pasti sangat menyakitkan.

"Perusahaan mu harus membayar luka ini !" Kataku geram. Tak tega melihatnya terluka.
"Sudah ndaa, biar saja. Ini kesalahanku karna tak mengoperasikan traktor dengan baik."
"Tapi kamu terluka parah !"
"Tolong sembuhkan lukaku..."

Aku mengambil beberapa daun. Entah sejak kapan aku mengerti pengobatan tradisional. Mungkin karna aku wanita gypsy sekarang. Lalu aku meratakannya pada bagian yang terluka. Menyumbat semua bolong bolong di kakinya. Ia meringis pelan. Kesakitan.

"Ndaa," katanya lemah. "Jangan tinggalkan aku."

Terkesiap, aku lalu memeluknya. Mencium keningnya. Di tempat yang sama dengan seseorang yang tadi memelukku.

Api menyala lebih terang. Lebih hangat. Ia datang, menggantikan yang pergi. Ia terang, menggantikan yang padam. Ia hangat, menggantikan yang dingin. Meskipun ia membawa luka, namun ia berusaha menyembuhkan. Ia akan jadi cahaya. Untukku. Hanya untukku. Dan ia berjanji takkan menghabisi dirinya sendiri untuk menerangi sekitarnya. Karna ia tau, aku akan kembali gelap saat ia terbakar habis dan padam.

Minggu, 27 Oktober 2013

karena bola itu bundar

malam ini saya hendak pulang ke kosan ketika seorang senior datang. senang rasanya melihat kakakmu "pulang". apalagi juka sudah lama tidak bertemu. ditambah jika kau sudah terlalu lama bersikap sebagai kakak, dan sesekali ingin ngalem mengenang masa lalu. hehehehe.

singkat cerita, senior yang lucu ini memberi saya tiga lembar uang kertas yang saya habiskan untuk membeli camilan. ya, saya dan kemaitan berencana nonton bola. mumpung dua klub besar sedang bertanding. kami sudah membayangkan yang indah-indah. nyemil sambil berteriak-teriak dengan kakak, lalu menghabiskan malam dengan secangkir kopi. rasanya begitu sempurna untuk mantan makhluk nocturnal seperti kami.

makanan sudah ditangan dan kopi sudah didepan. kami siap menyalakan tv dan...................
layar berwarna biru. 1 menit... 2 menit... tetap biru.
pindah channel... tetap biru.

keluarlah kata-kata khas surabaya dari bibir tanpa dosa. tv nya rusak, entah apa pasal. kemaitan bersungut-sungut. ditambah lagi, terdengar suara peluit dan sorak sorai dari kejauhan. makin geramlah ia. tapi saudara-saudaranya tak patah semangat. jaman sekarang semua serba canggih bukan ?

priiiiittt, terdengar suara peluit dari dalam sekret. live streaming lewat laptop. kemaitan tersenyum, tak lama dia berteriak "YEEEEAAAAA loading........"

semua mata tertuju padanya. ia cemberut dan memutuskan untuk tidur. "aku pengen tidur, tapi bukan begini caranya", katanya lalu menutup mata.

yaaah entah kenapa aku bisa merasakan kekecewaannya meskipun aku bukan lagi penikmat bola. tapi kesenangan tak melulu tentang bola. pada akhirnya malam tetap bisa dinikmati. masih ada kopi dan makanan yang belum basi. masih ada senior lucu yang membuat malam tetap berarti. sayang sekali, kemaitan sudah merencanakan untuk tidur saja.

selamat malam, nduk. semoga BARCA menang, yaa. karena bola itu bundar,bisa menggelinding ke segala arah. sulit diprediksi. seperti kehidupan, bukan ? :)

Rabu, 09 Oktober 2013

titik dua tutup kurung :)

barusan kelor baca blognya masbro. judulnya, ehm, entah. kelor lupa. tapi kelor ingat intinya. cerita tentang masbro dan mbakprit sebelum menikah. dan diikutkan dalam giveaway. semoga menang yaa mas, ceritanya menarik. hehehehe.

nah, seperti biasa juga, kelor jadi norok buntok. istilah bahasa indonesianya mungkin "ikut-ikutan". hehehe. padahal, kelor masih belum punya suami. jadilah kelor menuliskan tentang maspacar yang saat ini masih berhubungan dengan baik, walaupun banyak cekcoknya. hehe.

namanya klaras. kelor jarang menuliskan tentang klaras. karena saat-saat bersamanya selalu bahagia. dan kelor biasanya nulis cuma waktu galau. hehehe. nama aslinya Robby Hidayatullah. dari kecil tercatat sebagai penghuni WETPAS, singkatan dari WETAN PASAR Tanjung, pasar Induk di Jember.

bagaimana kelor bertemu sam klaras ?

waktu itu tanggal 15 februari 2010, sehari setelah valentine. kelor diundang ke acara launching album TAMASYA SAVE THE TREE #2. waktu itu kelor baru saja turun dari Diklat. umur Kelor belumlah sebulan di dunia Mapala. begitu banyak wajah-wajah baru yang kelor temui. rata-rata dari mereka berambut gondrong. surga dunia untuk kelor :D

agak malam, MC memberikan sebuah kuis. pertanyaannya cukup sulit bagi orang baru seperti kelor. kapan tanggal lahirnya Tamasya. nah, ada sedikit kongkalikong disini. mbakprit kasih tau jawabannya ke kelor. dengan bangga kelor maju ke atas panggung. rupanya ada dua orang lainnya yang juga menjawab dengan tepat. seorang mbak2 berperawakan subur dan mas2 gondrong. waw :D

Mas stanly dan mbak (kelor lupa namanya) memutuskan agar kami bertiga berjoget. pemenangnya ditentukan dari banyaknya jumlah tepuk tangan. Glek. rasanya kelor menyesal, kenapa tadi mau maju. musik dimainkan. kedua peserta mulai bergoyang. khidmat sekali mereka menikmati musik. kelor lirik kanan-kiri. ah, apa pasal, bergerak saja !

tepuk tangan untuk kelor paling sedikit. malu rasanya. sudah diberi contekan jawaban, kok masih malu untuk maju ke medan perang. ditambah sedikitnya jumlah tepuk tangan. kalah itu rasanya..... memalukan. ahahaha. pemenangnya mas2 gondrong tadi. dia tertawa sumringah lalu menghilang dalam kerumunan. kelor turun panggung, mencari wajah yang kelor kenal.

disitulah mas bongkar melambaikan tangan. mengajak kelor untuk mendekat dan memperkenalkan pada mas-mas bertampang sangar. rambut mereka rata2 gondrong, dipadu flanel dan gelang2 dari tali prusik. kelor takut, tapi harus bisa beradaptasi. yang kelor tahu, biasanya inilah ajang pencarian jodoh. cinta lokasi. apalagi untuk anak baru seperti kelor, pasti banyak peluang. padahal saat itu kelor sudah punya pacar. hehehehe. disana pula kelor berkenalan dengan klaras. mas2 gondrong yang memenangkan lomba joget. tapi maaf saja, masih tak ada rasa :p

hampir setahun kemudian saat kelor memiliki adik baru, sam klaras datang ke sekret. dia mengajak dua gadis turut serta. rupanya adik barunya. kelor memperhatikan benda apa yang sam klaras naiki. rupanya vespa rosok dengan sespan disampingnya. kelor mau naik itu. dan itulah momen pertama kelor dibonceng sam klaras :)

dua tahun kemudian, kelor sudah jadi angkatan tua. dan kebetulan kelor sedang patah hati. kelor ingin pulang, tapi gak ada yang bisa jemput di terminal. entah memang jodoh atau bagaimana, kelor bertemu dg sam iblis yang menanyakan tempat asal kelor. mas iblis bilang, sam klaras kerja disana. kebetulan, kelor bisa minta tolong jemput, karena hari sudah terlalu malam saat itu. bapak sedang keluar kota. kelor gak berani pulang sendirian.

sam klaras rela menjemput kelor pukul 3 dini hari di terminal yang jaraknya seperti jember-tanggul. kelor ingin membalas budi mengajak sam klaras jalan2 keliling surabaya. esok siangnya, meluncurlah kami menembus kota tua, dilanjutkan ke suramadu, dan berakhir di angkringan depan univ. wijaya kusuma. dan baru saat itu kelor sadar, kelor sedang jatuh cinta pada seorang pemuda yang menunggangi vespa, meskipun saat itu klaras tidak gondrong. syangnya, klaras sudah punya pacar :(

tidak butuh waktu lama, 1 x 24 jam kemudian sam klaras bercerita dia putus dengan kekasihnya. kelor mengisi celah dengan sempurna. hehehe. apakah kisah ini berakhir bahagia begitu saja ? oh, tentu tidak. ika ceritanya semudah itu, tak mau lah kelor tulis disini.

sam klaras memutuskan kembali pada mantan pacarnya tepat seminggu setelah kami jalan bersama. sakit ? hmmm, gak terlalu. masih biasa saja. tidak sesakit cerita yang sebelumnya. lalu kenapa kelor memutuskan tetap menjomblo ? entahlah, kelor hanya merasa enggan untuk mencari pengganti. toh kalau jodoh gak bakal kemana.

benar saja, dua bulan kemudian klaras kembali. setelah mengalami pertempuran hati yang cukup panjang. kok bisa ? itu rahasia. anggap saja ini the power of love :)

tapi kelor tau, jalan kami masih panjang. jodoh bukan kita yang menentukan. kalaupun kelor tidak ditakdirkan berjodoh dengan sam klaras nantinya, gak masalah kok. kelor hanya menjalani saat ini sebaik-baiknya. membuat kenangan seindah-indahnya. dan merencanakan masa depan dg matang. masa depan kelor. kenapa tidak memikirkan masa depan bersama klaras ? hahaha, belum waktunya.kelor tidak mau kecewa untuk kesekian kalinya. yang kelor tau, kelor sayang klaras. kemarin, hari ini, dan semoga seterusnya.

amin

Selasa, 08 Oktober 2013

bakso Profesor

Dari kecil, Tino senang sekali makan bakso. Olahan daging sapi berbentuk bulat yang dilengkapi dengan gorengan, tahu, siomay, mie su’un, ditambah kuah yang gurih dan taburan bawang goring serta daun bawang diatasnya. Sungguh nikmat sekali. Sayangnya harga daging sapi terlalu mahal untuknya. Bahkan harga 200 perak semangkuk dirasa terlalu mahal untuknya.

“abang tukang bakso mari mari sini aku mau beli…”
Alunan lagu dari penyanyi cilik itu membuyarkan konsentrasi Tino. Gerakan tangannya terhenti seketika. Ia menoleh ke arah suara yang ternyata berasal dari radio salah satu pedagang asongan di sekitar terminal.
“sudah selesai, dik ?” Tanya bapak-bapak yang sepatunya disemir oleh Tino. Ia kembali sadar dengan realita.
“sebentar lagi, pak,” katanya lalu kembali memoles sepatu kulit buaya.
Ting ting ting ! Suara denting sendok yang dipukulkan ke mangkuk memecah suasana.
“Baksooo baksoooo …!”

Ah, itu suara cak Min, tukang bakso yang berjualan di sekitar terminal. Perut Tino langsung berbunyi. Sial, piker Tino dalam hati, kenapa harus berbunyi saat ia sedang menyemir ? sabarlah perut, hasil dari menyemir sepatu ini akan ku tabung agar bisa membeli semangkuk bakso. Uang yang terkumpul baru seratus lima puluh perak. Ongkos menyemir sepatu hanya dua puluh lima perak. Ditambah yang ini, maka ia hanya perlu menyemir sepasang sepatu lagi.

“sudah, pak.” Kata Tino sambilmengelap keringat. Tuan pemilik sepatu kulit buaya itu terlihat puas. Ia menyerahkan satu koin uang perak. Lima puluh rupiah.
“pak, saya tidak punya kembaliannya...”
“sudah, ambil saja. Ditabung untuk membeli barang yang kamu mau.”

Tino tersenyum sumringah. Ia langsung berlari kearah cak Min, seolah takut kehabisan bakso. Dengan nafas tersengal,  ia mengeluarkan recehan sejumlah 200 perak pas. Cekatan, cak Min menyajikan tiga buah bakso, dua gorengan, satu tahu, dan satu siomay. Tak lupa kuah dengan taburan bawang goring dan daun bawang diatasnya.

Dengan hati-hati, Tino membawa mangkuk itu menuju kursi terdekat. Tak sabar untuk segera mencicipi olahan daging berbentuk bulat yang terlihat sangat menggiurkan. Tapi rupanya Tino kurang berhati-hati. Ia menyenggol bahu seseorang saat akan berbalik mencari kursi. Kuah panas itu tumpah mengenai baju orang itu. Sontak orang itu kaget dan tangannya menyibak mangkuk bakso Tino hingga jatuh dan isinya tumpah ke tanah.

“Gimana sih ? kalo jalan itu yang benar! Baju saya kotor kena kuah bakso! Mana panas lagi ! dasar anak sialan!” PLAKK, sebuah tamparan mendarat di pipi Tino. Martanya berkaca-kaca. Rasa panas di pipinya tidak seberapa disbanding panas hatinya melihat bakso daging itu menggelinding di tanah lalu penyet terinjak orang yang lalu lalang. 200 perak usahanya menyemir sepatu terbuang sia-sia.

***

Tino menitikkan air mata mengingat kejadian 48 tahun yang lalu saat usianya masih tujuh tahun. Bakso selalu menjadi makanan favoritnya, meskipun harganya saat ini sudah mencapai sepuluh ribu perak. Dan karena bakso, hari ini ia berada di pesawat dalam penerbangan pribadi menuju tanah airnya.

“Selamat datang saya ucapkan kepada Prof. Dr. Ir. Tino Karno, M.Agr, PHd…..” suara lembut seorang penyiar menyambut kedatangan Tino ke sebuah gedung megah. Hari ini ia diundang sebagai bintang tamu sebuah seminar Internasional. Yang lebih special lagi, seminar ini juga dihadiri oleh Ibu Negara, yang juga sahabat dekatnya saat kuliah dulu.

Hampir satu jam lamanya Tino memberikan ceramah yang disambut meriah. Tentang ide-idenya dalam pengembangan pertanian di negaranya yang merupakan Negara agraris. Dan tibalah saatnya makan siang.

“Selamat siang,” suara ibu Negara menggema di udara. “hari ini merupakan hari yang amat sesial bagi saya. Selain karena seminar ini sangat sukses, juga karena pembicara di seminar ini mau memenuhi undangan pribadi saya untuk datang kesini…” ruangan hening seketika. Semua mata tertuju pada ibu Negara. Tapi ibu Negara hanya menatap satu orang. Tino.

“Prof Tino, seperti yang anda ketahui, adalah seorang professor hebat di bidang pertanian, yang sampai saat ini masih asyik mengembangkan penelitiannya di luar negeri. Ia selalu haus akan ilmu. Namun, sebagai sahabat baiknya semasa kuliah, saya tau ada satu hal yang belum bisa menghapus dahaganya. Ia merindukan….. BAKSO,” hadirin tertawa singkat. Bagaimana mungkin seorang professor merindukan bakso ?

“sebagai seorang sahabat, saya tahu Prof Tino mengalami masa kecil yang sulit. Butuh usaha keras untuk mendapatkan semangkuk bakso seharga dua ratus perak. Mungkin kebanyakan dari anda sudah mengetahui bahwa Prof Tino dulunya pernah menyemir sepatu hanya untuk membeli semangkuk bakso. Tapi saya yakin tidak banyak dari anda yang tau bahwa Prof Tino teramat sakit hati dengan bakso. Saat bakso yang dibelinya menggelinding dan terinjak oleh orang yang berlalu lalang.” Hadirin kembali tertawa. Lucu bagi mereka membayangkan seorang professor marah hanya karena baksonya jatuh dan terinjak.

“Anda perlu tahu, bahwa karena baksonya yang jatuh dan terinjak, Prof Tino sakit hati dan balik mendamprat orang yang sudah menyenggolnya dan mebuat baksonya jatuh. Ia marah dan meraung layaknya bocah berumur tujuh tahun. Kontan orang itu kaget. Dalam raungnya, Prof Tino tidak menyadari yang ia hadapi adalah seorang Guru Besar yang terburu-buru menghadiri seminar, seperti beliau saat ini,

Cerita selanjutnya, pasti anda sudah tau benar. Guru Besar yang mengambil prof Tino sebagai anak angkat dan mendidik Prof Tino hingga jadi seperti ini. Kisah prof Tino, anak terminal yang jadi professor sudah melegenda. Hanya saja, tidak banyak yang tahu kisah bakso terinjak dibalik kesuksesan Prof Tino,”

Hadirin diam dan mulai menatap Tino. Ia terkesiap. Ingatan di masa lalunya yang kembali hadir lagi. Si penabrak yang menamparnya, yang saat itu dikutuk dan dibencinya setengah mati, pada akhirnya jadi penyelamat hidupnya. Yang mengentasnya dari kehidupan penyemir terminal. Yang membuatnya bisa membeli sepatu kulit buaya seperti tuan yang pernah memberinya limapuluh perak. Yang membuatnya mampu membeli lima puluh mangkuk bakso sekaligus saat ini. Tino menangis. Terharu.

“Dan special untuk Prof Tino, sahabat saya, silahkan menikmati hidangan bakso special dari saya…”
Tepuk tangan amat meriah saat seorang pramusaji menyajikan semangkuk bakso untuk Tino. Ia hanya tersenyum. Di usianya yang setua ini, tentu saja ia sudah teramat sering mencicipi bakso. Dengan gelarnya yang lebih panjang dari kereta api, bakso kelas bintang lima pun pernah dikecapnya.

Sambil menyendok sebuah bakso, ia kembali terngiang. Dari semua bakso itu, hanya satu yang ia rindukan. Dan HAP ! bakso bersarang dimulutnya. Ia menangis seketika. Ya, inilah yang dirindukannya, bakso inilah yang selalu diinginkannya. Ia tidak butuh bakso dengan rasa bintang lima. Ia hanya ingin bakso ini. Bakso dari masa kecilnya. Bakso Cak Min.

Rupanya, setinggi apapun gelar seseorang, semuanya akan kembali pada gelar yang sama. Tino meninggal sepulangnya ia dari seminar. Saat ini gelarnya sama seperti Cak Min. Almarhum. Di nisannya hanya ada nama Tino Karno. Tanpa Prof dan PHd yang selalu menjadi kebanggaan semua orang. Namun seperti satu hal yang selalu diingatnya, bakso cak Min kini menjadi sebuah legenda, membuat anak cucu cak Min menjadi kaya raya, karena sebuah kedai yang sepenuhnya didanai oleh Tino.


“BAKSO PROFESOR, yang makan pasti jadi pintar !”

Sabtu, 31 Agustus 2013

another side

selamat pagiiii dan selamat beraktivitas.

aaaiiihhh, saya bingung harus memulai dari mana. karena seminggu terakhir ini merupakan minggu spektakuler yang merubah sudut pandang saya. hehehe.

jadi awalnya, saya nderedek disko disuruh jadi MC seminar bertaraf nasional yang dihadiri oleh pak bupati dan mantan menteri pertanian. selain itu seminar proposal saya terpaksa mundur karena kedua pembimbing saya juga merupakan panitia dari semnas tersebut. dan ini pertama kalinya saya bekerja sama dengan para dosen.

dulur blogger, selama masa perkuliahan empat tahun terakhir, saya menghindari mendekatkan diri dengan para dosen. alasannya, saya kan malas belajar, malas kuliah. kalo misal saya dikenal oleh para dosen, lak bisa ketahuan kalo saya TITIP ABSEN. hahahaha. dan selama itu pula saya punya image yang tidak terlalu baik pada staff pengajar tsb. bagi saya, dosen itu makhluk yang menakutkan. galak. dan lagi beliau2 inilah penentu masa depan saya, karena beliau yang menentukan nilai akhir dan kelulusan saya.

biasanya beiau2 ini duduk didepan saya. mendominasi pembicaraan. tapi seminggu terakhir ini saya duduk sejajar dengan beliau. dan beliau2 mendengarkan pembicaraan saya.

"ternyata saat berada di satu meja yang sama, para dosen ini memiliki sense of humor yang cukup baik. saat itu saya tau sisi lain seorang dosen. dosen juga manusia."

di hari terakhir acara berlangsung, saya dan mbak eva, ditugaskan untuk memeriahkan acara. ndak perlu formal lagi katanya. akhirnya kaki saya bisa sedikit lega. wedges saya ganti dengan sepatu track. jas almamater berganti dengan baju agak santai. dan pembicaraan serius berganti dengan canda tawa.

malam itu di gedung polije, saya dan teman-teman sesama pembawa acara berhasil membawa para dosen itu menari dan bernyanyi bersama di depan panggung. yang paling hebat, seorang guru besar dari IPB mau memimpin senam poco-poco. dan disaat para dosen muda sudah terlihat kelelahan, beliau masih tetap bersemangat. umur boleh tua, tapi jiwa.... jangan ditanya. selalu muda. hehehe. salut !

seusai acara, saya kebagian membawa para tamu ke kawah ijen. disana, saya dan mas anyep kebagian tugas jadi tim sweeper. motivator sekaligus porter yang membawa rombongan terakhir sampai ke puncak. dan tentu saja peserta terakhir itu adalah bu fransiska, guru besar dari IPB. tapi yang membuat saya salut pada beliau, meskipun umurnya tidak lagi muda, beliau tetap kuat bertahan melawan lelah. jika beliau cape, beliau tak mengeluh. beliau hanya berhenti sejenak, menoleh ke belakang dan berkata, "puji Tuhan, betapa indahnya pemandangan."

sepanjang perjalanan menuju kawah, beliau banyak bercerita tentang kelima benua yang beliau kunjungi. juga tentang produk pangan indonesia, teknologi, dan pertanggung jawaban industri. sesekali ada bule lewat, beliau ikut nimbrung dengan bahasa mereka. kadang inggris, tapi lebih banyak yang perancis. banyak juga ide2 yang belaiu sampaikan untuk program kegiatan mahasiswa. sangat menyenangkan. dan rupanya, beliau adalah dosen dari guru besar saya di kampus.

sebentar. saya ulang. dosen dari guru besar. berarti apa donk namanya ?

"Prof Teja itu mantan mahasiswa bimbingan saya," ujar beliau. "saat dia dikukuhkan, dia ngundang saya. tapi sayangnya saya ada urusan sehingga tidak bisa datang. sunguh membanggakan saat anak bimbing kita dikukuhkan menjadi guru besar, sejajar dengan kita...."

beliau berujar dengan pandangan sedikit menerawang. disitulah pandangan saya sedikit berubah. selama ini saya pikir yang namanya dosen selalu mempersulit mahasiswanya.mulai sulit ditemui, sampai sulit memberi nilai yang bagus.

"rupanya, kebanggaan seorang dosen justru saat beliau berhasil membimbing mahasiswanya untuk berkembang jadi lebih baik. karena, dosen hanya tau lebih dulu, tidak berarti tau lebih banyak."

contohnya, banyak dosen muda yang dulunya jadi mahasiswa, sekarang sudah menempuh S3, melebihi dosen2tua yang dulu mengajarnya, yang hanya bergelar S2. hebat yaa ?

dan saat perjalanan pulang, saya duduk disebelah seorang ibu canti bersuara emas dari univ. sam ratulangi. dia banyak bercerita tentang pengalamannya selama menjadi ibu direktur sebuah politeknik. jadi saya juga curhat tentang pandangan saya ke para dosen galak terebut. dan beliaupun bercerita,

saat kuliah S3 dulu, beliau mendapat beasiswa untuk study banding ke italy. namun sesampainya di italy, beliau memutuskan untuk jalan2 ke barcelona dan merayakan natal di Roma. study bandingnya urusan nanti. dan saat beliau kembali ke indonesia, maka dieluarkanlah jurus terakhir. mengarang bebas. hahaha.

"rupanya inilah alasan mengapa dosen selalu tau kecurangan mahasiswana dalam perkuliahan. karena dosen juga mantan mahasiswa. jadi, dosen pasti pernah melakukan hal yang sama dengan mahasiswanya."

tapi bedanya, proses mengarang bebas ala dosen tentu berbeda dengan mahasiswa. kalo dosen kan sudah professional, kalo mahasiswa pastina masih abal-abal. jadi untuk para  mahasiswa, temukanlah trik baru yang lebih kreatif dari trik dosen lama. agar tidak ketahuan. hehehe.

bu cantik itu juga banyak bercerita pada saya,  tentang tips n trick travelling ke luar negeri. ternyata tidak semahal yang saya bayangkan. hanya perlu update tentang tiket2 dan hostel2 yang murah jauh2 hari sebelumnya. jadi dalam berlibur ke luar negeri, diperlukan rencana yang supermatang.

well, seperti biasa, saya selalu kesulitan dalam mengakhiri sebuah tulisan. akhir kata, saya ucapkan, sampai jumpa di tulisan yang lain. keep leraning, writing, and always improve your self experience :)

Rabu, 21 Agustus 2013

the power of ........ WHATEVER

hari ini penuh dengan beberapa kejutan. bermula dari kulit wajah mengelupas yang masih belum sembuh-sembuh. tiba-tiba aja seorang dosen cantik datang dan berkata, "Indana, kamu jadi MC SEMNAS PATPI yaa." rasanya itu kaya makan buah simakalama. sikalamama. simamakala. what the hell. SIMALAKAMA.  kalo nolak takutnya ntar dipersulit urusan seminar proposalku. kalo nerima, meeennn akuu udah lama ga nge-MC. dan sekalinya ditunjuk kok langsung jadi MC seminar nasional yang didatangi para ahli pangan se-indonesia. *garuk2 tembok*

waktu lagi briefing sama para dosen dan beberapa orang rektorat, sempet kedengeran kalo ada orang asing yang bakal dateng. entah jepang atau korea. well, my english meeennn, still pletat-pletot. how can i speak when i'm afraid kecekluk ilate ???

dan dipertengahan briefing, ibu dosen tercinta mohon pamit. beliau mau menjemput anak sulungnya yang baru pulang sekolah. sempat juga beliau curcol tentang double jobnya sebagai dosen dan ibu rumah tangga.
"kalo pagi masih harus masak. siangnya jadi ojek jemput anak pulang sekolah. belum lagi pulang kerja masih jadi pembantu bersih-bersih rumah. maklumlah, namanya juga 'IBU' "

well, satu kata. SALUT. the power of IBU can make everythings possible. yang namanya ibu itu cintanya ga terbatas. bisa melakukan berbagai hal bersamaan dan membuat banyak keajaiban. dan langsung saja saya teringat mboke di rumah.

betapa senangnya ibu waktu saya pulang. meskipun saya membawa berita buruk soal skripsi saya yang selalu molor. betapa kuatnya beliau berdoa agar saya diberi kelancaran untuk semua urusan tetek bengek demi mencapai gelar sarjana muda. dan betapa jahatnya saya yang selalu nggrundel kalo disuruh bantu ibu jaga warung.

yang paling membuat saya mbrebes mili itu waktu ibu minta dipijitin kakinya sambil curhat, "kalo di kampus sudah gak ada urusan, pulang aja , ti. ibu kebantu banget kalo kamu pulang. ada yang bantu jagain warung , bersih-bersih, anter-jemput, yang paling penting ada yang mau mijitin kaki ibu. ibu kangen pijetanmu, nak.."

jleb jleb jleb

sek sek, saya tak menghapus air mata saya dulu.

yaaahhh intinya semua ibu itu HEBAT. the power of keibuan itu ga terbatas. saya cuma bisa berdoa semoga saya diberi kesempatan menjadi seorang ibu. karena semua orang tua pasti pernah menjadi anak , tapi ga semua anak bisa menjadi orang tua.

dan diakhir postingan ini, semoga seluruh kebahagiaan, kesehatan, kesejahteraan, kemulyaan, dan semua yang baik2 tercurah untuk ibu saya. untuk ibu, ibu, ibu, dan bapak. amin.

Selasa, 30 Juli 2013

imajinasi dalam perpustakaan (hadeh judule ga esip)

perpustakaan di kampus saya sungguh merupakan tempat yang eksotis. rasanya seperti dibawa ke tahun 80an, dimana bangunannya begitu tua dan aroma kertas usang itu sungguh menggoda. namun tak ada ilmu yang usang, termasuk buku-buku itu, masih terjaga. entah karena dirawat dengan baik atau malah tak pernah dibaca. dan lagi, sinar mataharinya tampak begituuuuu , apa yaa istilahnya, kaya di film-film gitu. jadi keinget adegan di ADA APA DENGAN CINTA. rasanya kita seperti tokoh film yang sedang rajin membaca, lalu bertemu dengan kekasihnya. hahaha. begitupun yang saya rasakan tadi. saya sedang merasa menjadi seorang gadis kutu buku yang akan mengalami sesuatu yang fantastis di perpustakaan. dan sesuatu itu terjadi, saat sebuah sms terkirim di hape saya. dari sang kekasih.

"Ndaa, bii sakit. liver bii bengkak."

BRUKKK. saya langsung menjatuhkan buku-buku tebal yang saya pegang. persis di film-film, kan ? entah karena setting tempatnya yang begitu eksotis atau hawanya yang begitu mistis, akhirnya saya merasa ingin menangis. terlebih ketika dia kembali mengirim sms,

"maaf sayang, bii ga bisa nemenin ndaa kemana - mana lagi."

rasanya petualangan kami akan segera berakhir. saya segera keluar dari perpustakaan. suasana sungguh terlalu ke-film-an. bisa-bisa saya malah jadi larut. dan sepanjang perjalanan keluar, saya memikirkan beberapa hal. apakah yang saya pikirkan ?

TIPE 1
cowo : sayang, aku sakit. maaf aku gak bisa nemenin kamu kemana-mana lagi.
cewe : iyaa sayang gak papa. aku gak akan kemana-mana kok. cepet sembuh, yaa

TIPE 2
cowo : sayang, aku sakit. maaf aku gak bisa nemenin kamu kemana-mana lagi.
cewe : Ah, gak berguna. kita PUTUS !

TIPE 3
cowo : sayang, aku sakit. maaf aku gak bisa nemenin kamu kemana-mana lagi.
cewe : HAAAHHH ?! KAMU SAKIT ?! UMUR KAMU GAK AKAN LAMA LAGI!! SAYANG, JANGAN MATI, JANGAN TINGGALIN AKU. AKU TAK BISA HIDUP TANPAMU. HUWAA HUWAAAA.....
#nangis bombay
#drama korea

TIPE 4
cowo : sayang, aku sakit. maaf aku gak bisa nemenin kamu kemana-mana lagi.
cewe : iyaa sayang, gak papa. tapi kalo gitu ntar aku kluar sama si A, B, C, D - Z aja. kan kamu ga bisa nganterin akuuu
#kedip unyu
TIPE 5
cowo : sayang, aku sakit. maaf aku gak bisa nemenin kamu kemana-mana lagi.
cewe : iyaa sayang gak papa. aku gak akan kemana-mana kok. cepet sembuh, yaa
cowo : tapi ntar kalo aku uda sehat dan bisa keman-mana, aku pasti cari cewe lagi dimana-mana
#nyakar tembok

 hahahha. sungguh, fantasi saya bisa menjalar kemana-mana. apalagi sepertinya perpus adalah tempat orang-orang berimajinasi. jadi, termasuk tipe manakah anda ?

Senin, 29 Juli 2013

cerpen : that's what friend are for

Lidya menarik-narik ujung baju lebarannya. kebiasaannya saat ia sedang gugup. seharusnya lebaran menjadi momen yang menyengangkan, bukan menakutkan macam ini. orang-orang dirumahnya sibuk menyiapkan hidangan untuk para tamu yang nantinya pasti berkunjung. matanya tak lepas memandang jam dan pintu bergantian. sebentar lagi suara langkah kaki itu akan datang, memenuhi ruangan, ber-haha-hihi, lalu pergi. itu yang biasa terjadi pada lebaran di tahun-tahun kemarin. tapi tidak akan berlaku untuk lebaran tahun ini. haha-hihi itu pasti akan berganti. mungkin senyum sinis atau malah tatapan penuh belas kasihan. tidak, Lidya tidak ingin dikasihani. ia hanya tak ingin orang-orang itu melukai perasaan keluarganya, atas apa yang diperbuat olehnya.

Lidya memeriksa hapenya hampir tiap 10 detik sekali. menunggu kabar dari Madha, atau mungkin Wira, sahabat masa kecilnya. biasanya mereka sudah berkumpul di rumah Lidya, karena orang tua Lidya termasuk salah satu "tetua" di lingkungan mereka. lagipula, Madha yang tau segalanya. Madha pula yang selalu mempunyai cara untuk menghiburnya. membuatnya bersemangat dan berkata "semua akan baik-baik saja". tapi meskipun Wira tak pernah tau kejadiannya, setidaknya Lidya membutuhkan sahabatnya itu disisinya. hanya untuk menggenggam tangannya dan membuat keadaan terasa lebih aman. Wira memiliki pandangan super lembut yang membuat segalanya jadi lebih tenang. tapi lebaran kali ini, entahlah, Madha dan Wira masih menyelesaikan studinya di perantauan. Lidya hanya berharap mereka ada disini. minimal lewat sms.

"Assalamualikum," DEGG! Lidya menahan nafas. mereka, para tetangga biang gosip, mulai berdatangan. Ibu memandang Lidya sekilas. senyum ibu seperti menunjukkan kepasrahan. lalu Lidya balik melihat ayah yang dengan gemetar membetulakn letak peci nya. beribu kata maaf ia ucapkan dalam hati. ia tau, pertanyaan dari mulut-mulut usil itu pasti akan menyerang keluarganya. bertahun-tahun Lidya bersyukur hidup di lingkungan yang ramah ini, tapi tidak untuk tahun ini. seketika ia mengerti bahwa keramahan berbeda tipis dengan ke-kepo*-an. perbedaannya setipis selaput dara.

Ayah yang pertama kali keluar dengan tawa khasnya yang selalu terlihat bijaksana. menyalami para tamu sambil merangkul mereka. ibu keluar disamping ayah dengan senyum lembutnya dan sedikit ber cipika-cipiki. anak-anak kecil langsung saja menyerbu kue-kue di meja buatan tangan ibu yang memang terkenal kelezatannya. dan para tetangga itu seolah berebut ingin segera menyalami Lidya.

"Eh mbak Lidya, kok lama ndak kelihatan ? sibuk apa sekarang ?" pertanyaan basa-basi. Lidya menanggapinya dengan senyum kecut. sibuk apa ? haruskah dia jujur dan menghancurkan nama keluarganya ? atau terus menutupi kenyataan pahit yang baunya sudah tercium para tetangga ? dan mereka dengan usilnya selalu mengungki urusan orang.

"Eh, gak sibuk apa-apa tante."
"sekarang tinggal dimana, mbak ? kok gak pernah muncul di rumah ?"
"eeemmmm, anu... itu......"

mata-mata itu memandang dengan penuh keingin tahuan. mendesak agar Lidya menjawab yang sebenarnya supaya mereka bisa berkata, "Ah, benar kan apa yang kuduga !"

"Mana mas Akbar, kok ndak kelihatan, mbak ?"
"Mas Akbar lagi sama keluarganya, tante"
"Lho, kok gak bareng-bareng kesini ? kapan nikah ?"

Pertanyaan jebakan yang ditakutkannya sudah mulai terucap. kapan nikah. mungkin kebanyakan dari mereka sudah tau soal ini. ini hanya pertanyaan pancingan. Lidya mengeluarkan keringat dingin dan semakin kencang menarik ujung bajunya.

"Nikahnya ntar nunggu saya lulus kuliah, tante !" terdengar sebuah suara khas yang penuh semangat. Madha datang dan langsung merangkul Lidya. disebelahnya ada Wira yang masih menggandeng tangan Madha.

"Lho, mbak Madha sama mbak Wira kapan nyampe disini ?"
"sudah dua hari yang lalu, tante" jawab Wira lembut. para ibu-ibu itu selalu senang berbincang dengan Wira yang penuh kelembutan. ingin mereka menjadikan Wira mantu, tapi apa daya, ibu Wira melarang anak gadisnya untuk mengenal cinta, bahkan di usianya yang sudah awal kepala dua. tapi rupanya pertanyaan jebakan tak berhenti sampai disitu.

"eh tadi pertanyaan saya belum dijawab, lho. kapan nikah, mbak Lidya ?"
"lhoh kan udah saya jawab, tante. Lidya nikahnya nunggu saya lulus, biar ada pager ayunya. tante dari tadi nanyain nikahnya si Lidya, lhah mbak Shanti, anaknya tante, kapan nikah ? kalo ga salah tahun ini udah umur 30, kan ?"

Tante yang sok mau tau itu langsung terdiam seketika. jawaban Madha betul-betul menusuk. padahal ini lebaran, momen untuk bermaafan. tapi Madha sepertinya mengibarkan bendera perang. Wira yang tak tau apa-apa hanya tersenyum dan nyeletuk, "makanya Madha, cepet lulus donk. biar kita semua cepet nikah. hihihihi."

Madha menatap Wira dengan jail lalu berpindah ke arah Lidya yang tersenyum lega. Sahabat-sahabatnya datang. masalah pasti akan tuntas.

"Lho mbak Lidya, denger-denger udah nikah sama mas Akbar. kok mas Akbar ga kesini ?"
"Lhah kan tadi mbak Lidya udah jawab te. Mas Akbar lagi sama keluarganya. Lagian kalo mau ketemu sama mas Akbar, yaa ke gang sebelah aja. rumahnya mas Akbar kan disono, kalo disini yaa tanyain aja Lidya atau kakak adiknya. ngapain tanya Akbar ? salah alamat, teee."

tante itu kembali menarik senyum. Madha menjulurkan lidahnya. benar-benar kurang ajar dan tidak tau sopan santun. Wira menyenggol lengan Madha. Madha balas menyenggol Wira.

"Mbak Lidya, mana anaknya ? kok gak ikut dibawa ?"
DEGG ! Lidya mati kutu. berita buruk memang cepat sekali menyebar. Anak. Wira menoleh dengan pandangan heran. Anak. sesuatu yang WIra tak tau. Madha menarik nafas, berusaha tenang,

"Aduh tante ini dari tadi kok nanya aneh-aneh mulu. Anak apaan te ? anak macan ? kalo mau liat anak macan yaa sono ke bonbin, bukan ke rumah Lidya. Duuuhhh, aneh-aneh aja nih orang tua. udah ah, Lid, Wir, yukk keluar. lu berdua kan belum salaman ama bapak ibu gue."

Madha langsung menarik tangan Lidya dan Wira keluar dari kerumunan. para tetangga menoleh ke arah mereka. sangat mencolok sekali.Wira masih menatap Madha heran, dan Lidya sibuk menahan tangis.Madha mengajak mereka ke taman depan rumah yang berada di ujung belokan. Lebaran terkadang bisa jadi sangat menyebalkan.

"Udah Lid, lu udah aman. udah kagak bakal ada yang tanya macem-macem lagi," ujar Madha santai. Lidya mulai terisak.

"makasih Madha, makasih juga, Wira. gue ga tau bakal gimana nasib gue kalo lu gak ada. gue gak sanggup jawab pertanyaan-pertanyaan itu..."

"tunggu-tunggu. gue masih gak ngerti. emang maksud pertanyaan tadi apa ? bukannya cuma basa-basi ?"

Lidya masih menangis terisak. Madha memutar bola matanya. kesal.

"Lid, sorry kalo gue bongkar rahasia kita ke Wira. dia sahabat kita, kudunya dia tau sejak awal."

Madha memandang Wira dalam. Wira sahabatnya yang paling polos, manja, dan kalem. dia tidak biasa dengan dunia kenakalan remaja seperti Madha yang tomboy, usil, dan bandel. sedangkan Lidya, si polos yang salah jalan masuk ke dunia nakal, tapi masih belum kuat mental seperti Madha.

"Wir, Lidya udah punya anak." Madha diam. menunggu reaksi Wira yang membelalak tak percaya. "Lidya hamil diluar nikah sama si Akbar. dia ga tau kudu gimana. gue punya firasat ga enak waktu liat sikap dan status galaunya si Lidya, dan ternyata emang bener. Lidya juga baru ngaku setelah gue desak. gue ga pengen Lidya gugurin kandungannya. gue minta dia untuk sembunyi di kosan gue sampe anak itu lahir. tapi kota perantauan gue terlalu jauh, bisa-bisa orang tua Lidya curiga. akhirnya Lidya ngekos di kota sebelah. dan waktu bayinya lahir, orang tua Lidya tau. entah dari mana. gue sengaja pulang ke sini demi kelahiran si baby. untunglah sekarang Lidya dan Akbar udah nikah meskipun cuma nikah siri. mereka sengaja menyembunyikan ini, mereka tunggu keadaan yang tepat untuk mempublikasikan si baby."

"kok, kalian ga ngasih tau gue ?"

"karena lu terlalu polos, Wir. gue ga pengen lu khawatir sama Lidya. gue takutnya ntar lu keceplosan, karena lu sama kaya Lidya, ga bisa bohong, ga bisa mengalihkan pembicaraan. makanya tadi pagi gue jemput lu langsung ke rumah Lidya, karena gue dan Lidya udah memprediksi para tetangga pasti bakal usil nanyain kebenerannya. makanya dari tadi gue sewot mengalihkan pembicaraan."

"terus sekarang, baby nya mana, Lid ?"

"Ada di kosan. dijagain Akbar. ntar lagi gantian gue yang jagain, biar Akbar bisa ketemu sama para tetangga. biar mereka ga makin curiga."

Wira memandang kedua sahabatnya yang nampak dewasa sebelum waktuinya. dia meneteskan air mata.

"Lu sahabat gue dan lu bahkan ga mau cerita saat lu kesulitan. gue tau, gue mungkin terlalu polos untuk tau kenakalan macem gini. tapi seenggaknya, gue bisa ngasih lu semangat, buat ngerawat si baby...."

"maafin kita, Wir...."

"guee...... gue mau ketemu si baby. gue mau gendong keponakan gue..."

Madha dan Lidya terperangah. "Lu gak ikut menghina dan mojokin gue kaya para tante itu, Wir ?"

"Gue tau perbuatan lu salah, Lid. tapi keputusan lu buat melahirkan dan merawat baby lu, itu tindakan paling bener menurut gue. selamat yaa , Lid, lu udah jadi ibu yang baik..."

dan siluet ketiga sahabat itu terlihat sangat mengharukan saat kenyataan pahit terungkap dan ikatan persahabatan mereka tetap ada untuk saling menguatkan. because that's what friends are for :)

Minggu, 28 Juli 2013

menyia-nyiakan nikmat Tuhan

saya sedang menyia-nyiakan nikmat Tuhan. sungguh.

saya bukanlah orang yang bodoh. saya tau itu. setidaknya, walaupun tidak begitu pintar, tapi saya bisa cepat menangkap apa yang lingkungan sekitar ajarkan pada saya. kecuali musik. aah, entah kenapa memainkan alat musik itu sungguh sulit dipelajari. saya mengerti nada, hanya berdasar feeling. fals atau tidaknya, saya tau.tapi bila dsuruh memainkannya, saya angkat kaki. hahahhaha.

kembali ke masalah menyia-nyiakan nikmat Tuhan.

ada yang mengatakan, "pensil yang tumpul lebih baik daripada ingatan yang tajam". saya bukan orang dengan daya ingat tinggi. bahkan, jika bertemu dengan orang baru, saya sering melupakannya. apalagi kalo disapa seseorang di jalan. biasanya saya balas tersenyum,lalu membalikkan badan dan mulai mengernyitkan dahi, berusaha mengingat siapa gerangan dirinya yang menyapa tiba-tiba. esiiih, ikuuu bahasane. hahahah. berhubungan dengan pensil tumpul tadi, maka makna yang dapat dipetik adalah : MENULISLAH. tentang apapun itu.

saya punya deadline menulis yang harus tuntas. sebisa mungkin november ini. tapi bolehlah saya beri kelonggaran hingga desember. deadline itu bernama SKRIPSI. entah mengapa, menulis buku yang satu ini rasanya sangat berat sekali. tidak seperti menarikan jemari di atas tuts keyboard yang terbuka pada situs duniakelor.blogspot.com

sebenarnya menulis SKRIPSI tidaklah sesulit yang saya bayangkan selama ini.itu hanya perasaan takut diawal saja. toh saat saya sudah nyemplung di lab, saya benar-benar menikmati percobaan saya. hanya saja rasa malas itu yang menyebabkan saya tidak berkembang. terkadang rasa NYAMAN menjadi alasan kuat untuk tak bisa MOVE ON. ya, saya terlalu nyaman dengan predikat saya sebagai mahasiswa. masih bayak hal yang belum saya lakukan di kampus ini. salah satunya berdiri diatas panggung. bukan, tidak sebagai MC, itu mah sudah biasa. tapi sebagai pengisi acara. aiiiihhh, saya pengen sekali nyanyi, tapi ya itu tadi. saya ngerti nada, tapi ndak bisa mempraktekkannya. hahahahaha.

selian itu, syaa masih belum benar-benar mengembangkan skill saya dalam bidang edit mengedit. jangankan COREL, photoshop CS.6 saja belum saya jamah. padahal dulu waktu SMA saya sudah lumayan menguasai photoshop CS.2. terkadang saya iri melihat sahabat saya, RERE. dia bisa memanfaatkan dan mengembangkan skill yang dia miliki. baru saja dia bekerja di kedai sebelah kosan, tapi skill nya sudah meningkat drastis. dia sudah bisa membuat WPAP. lah saya ? nyoba aja belum. padahal saya mengenal hal-hal itu lebih dulu daripada RERE. ya, saya kalah juang sama cewek manis satu itu. semangatnya tinggi untuk belajar hal baru. sedangkan saya ??? abegh, mak cek malesnyaaa -..-

sama halnya dengan skripsi. saya sama INSAN, duluan saya ngurusi tetek bengeknya. tapi tiba-tiba INSAN seminar proposal duluan. meninggalkan saya dengan revisi yang tak terjamah.huhkah,musuh paling besar memang diri kita sendiri yaa. terutama rasa MALAS dan TAKUT. ini faktor penghambat nomer wahid !

nah, kembali ke topik awal : menyia-nyiakan nikmat tuhan.

sungguh, benar apa yang dikatakan lagu tombo ati. berkumpullah dengan orang soleh. lingkungan sekitarmu menentukan akan jadi seperti apa dirimu. saya kembali melihat RERE. dia dulu scooterist, pemakan aspal jalanan, dekil, berlumuran oli dan debu. sekarang ? dia duduk manis di kedai sebelah kosan, dengan laptopnya, dan mulai mendesain. waw. dia jadi KEREN SEKALIIIIII. lingkungan merubah sikap kita. sama, dulu wkatu saya mondok di panaongan selama sebulan, saya senang sekali. MASBRO mengajarkan saya menulis. dan saya suka. walaupun saya ndak pernah menang kontes apapun. hhahaha. danlagi, tutur kata mereka begitu lembut dansopan. sedangkan saat saya kembali ke dunia malam,lhah kok saya mbalik jadi preman lagi. hihihihihihi. yah itulah, saya menyia-nyiakan nikmat Tuhan.

sungguh, sebenernya saya mau kok berubah jadi lebih baik.mau melanjutkan hal-hal positif yan sudah diajarkan lingkungan saya. menyelesaikan skripsi, belajar fotografi, travelling, dan menulis. ah ya, juga punya band. saya vokalisnya. pengennya sih gitu. tapi yaa saya sadar diri kalo tentang urusan terakhir tadi. masalah jadi vokalis, mungkin masih belum bisa sekarang. harus banyak-banyak belajar dulu.

nah, inilah impian saya dalam jangka waktu hingga akhir tahun ini.kalaupun anda merindukan saya dan merasa saya menghilang,percayalah, saya sedang mengejar mimpi. dan semoga sayatak lagi menyia-nyiakan nikmat tuhan.

i miss you all,
x o x o

@mbakkelor

ps: saya sudah bisa make twitter sekarang

Rabu, 13 Maret 2013

galau ? gak la yau

bisa gak bayangin gimana rasanya waktu kamu lagi kencan sama pacar barumu terus kamu ketemu MANTANMU yang kebetulan juga temen dari pacar barumu ??? satu kata. speechless.

semuanya bermula dari rencana gila ku sama robby. aku mau nebeng dia pulang ke surabaya naik vespa rosoknya. sampe di tengah perjalanan, dia pengen ajak aku liat sunset di ranu klakah. berhubung kita pecinta sesama, jadi aku iya in aja. suasana waktu itu cukup eksotis. melihat danau dengan latar belakang gunung lemongan dan matahari terbenam. maswol, teman robby, langsung aja nyemplung dan berenang ke ranu. robby pilih istirahat di sespan. hingga tiba tiba ada orang yang menyapanya, "RAS, KLARAS !"

aku langsung menoleh ke asal suara. orang dengan rambut ikal gondrong, berkostum pendaki gunung. sempat aku dengar dia berkata, "aku mari teko duwur. panggone mbah citro." dan saat dia menoleh,

TADAAAAAAAAAAAAA ! rupanya dia reza, seorang pecinta alam yang pernah sangat dekat denganku dan kusakiti hatinya. robby terlihat lebih diam dan menjawab pertanyaan reza sesingkat singkatnya. aku jadi bingung jaga perasaannya robby. lagian reza udah bawa cewek, jadi pasti dia udah lupain aku donk ? tapi si robby langsung menghindar. aku susul dia. dia bilang mau tidur di sespan. tak lama , reza dan pacarnya berpamitan pulang. barulah si robby angkat bicara.

"so sweet yaa, ketemu sang mantan di ranu klakah "
"lhoh, kok ngomong gitu ? ini kan juga tempat kenanganmu sama si nindy, mantanmu"
"iyaa, tapi yang ketemu mantan kan kamu"
"udahlah, masa lalu gak usah dibahas, bii."
"maaf yaa tadi kita gak sempat foto berdua. aku sugkan sama reza."
"tapi reza kan uda bawa cewek ?"
"yaa mesio gitu, tadi reza tanya sesuatu ke aku."
"tanya gimana ?"
"kok aku bisa bareng sama kamu."
"terus kamu jawab apa ?"
"yaa aku bilang kamu nebeng aku pulang ke surabaya."
"yaa gak papa kok biii. toh dia udah bahagia sama ceweknya"

petang turun berganti malam. kami lalu beristirahat di rumah kakakku di probolinggo. robby melanjutkan perjalanan ke surabaya berdua dengan maswol, sedangkan aku nginep di rumah mbak. gak jadi pulang. entah mungkin karena keadaan yang sama sama lelah, kami jadi agak sensi. apalagi setelah ia sampai di surabaya dan menelponku jam 2 malam.

"sapa aja mapala yang jadi korban kamu, nda ?"
"aku dulu sempat deket sama si ini, si itu, dan si-si lainnya. tapi gak ada yang lama. soalnya aku balik sama sinyo."
"apa aku juga bakal kamu jadikan korban ?"
"kok ngomongnya gitu sih ?"
"aku takut kamu tinggalin aku. aku takut kehilangan kamu. aku sayang sama kamu...."

DEGG ! aku yang saat itu separuh tidur langsung terjaga. kalimat itu, kalimat yang mati-matian aku jaga agar tidak terucap, akhirnya terucap juga olehnya. takut kehilangan. entah kenapa, setelah putus sama sinyo, aku gak pengen mengucapkan kalimat itu. aku gak pengen ada janji muluk tentang "gak mau kehilangan". bagiku, sebisa mungkin akan kupertahankan, tapi kalo emang udah waktunya hilang, yaa gimana lagi ? masa' mau dipaksa biar tetap ada ? bukankah sesuatu yang dipaksa itu gak baik ?

aku mau pensiun jadi penjahat. capek sudah berkali kali berganti hati. mauku yaa, dia jadi yang terakhir. tanpa harus mengucap kata "takut kehilangan", pasti akan ku jaga dan kupertahankan. sebisa mungkin. jika tuhan mengabulkan dan semesta mengamini. semoga.

tenang sayang, aku memang suka menciptakan kenangan. tapi dihatimu, aku kan berlabuh. amin.

Jumat, 08 Maret 2013

silahkan tertawa

pengen ketawa rasanya. jadi, silahkan tertawa bersama sama. hahaha.

hidup ini aneh yaa ? cinta juga sama anehnya kaya hidup. waktu kamu masih jelek, aku mau sama kamu. waktu kamu udah ganteng, mereka yang mau sama kamu. lucu ya cinta dipandang dari rupa. tanpa memandang apakah kamu suka dengan wajah berminyakmu yang dipulas dan rambut gondrongmu yang dicepak. jadi marilah kita tertawa. hahahaha.

ada lagi yang lucu. kali ini soal baju. waktu baju kamu rembes, aku mau sama kamu. waktu kamu udah rapi, mereka yang mau sama kamu. lucu yaa, cinta dipandang dari busana. tanpa memperhatikan apakah kamu nyaman berada dalam balutannya. jadi marilah kita tertawa. hahahaha.

masih ada yang lucu. waktu kamu sibuk persiapan wisuda, aku mau sama kamu. waktu kamu sudah lulus dan dapat kerja, mereka yang mau sama kamu. lucu yaa cinta dipandang dari uang dan ijazah. tanpa mau tau seberapa keras usahamu mendapatka semua itu. jadi marilah kita tertawa. hahaha.

tanpa kamu sadar, kamu mengajarkanku untuk selalu tertawa. sepahit apapun cerita hidupmu, tetaplah tertawa. yang penting orang lain bisa bahagia melihat kita tertawa, walaupun sebenarnya kita sengsara.

aku mencintaimu, tanpa peduli wajah berminyakmu, baju gembelmu, atau status sosialmu.
aku bahagia, walaupun kemana mana cuma naik vespa tua, tidur di pinggir jalan dan alam raya, makan nasi bungkusan, dan minum air keran.

aku berusaha setia mendampingimu. saat rambut keritingmu dipotong cepak. saat baju gembelmu diganti berkerah. saat sandal japitmu diganti sepatu pantovel. saat kalung tali zimbe mu nantinya diganti dasi. dan saat vespa tuamu nantinya diganti mobil mercy. amin.

karena aku mencintaimu apa adanya kamu. bukan karena maa lalumu ataupun masa depanmu. tapi karena kamu saat ini.

mungkin kita masih belum dewasa untuk mengenal cinta. orang bilang kita hanya kenal hura-hura. tapi, setidaknya kita masih bisa membedakan antara remaja dan dewasa. seorang cewek akan mencari pria. namun, seorang wanita akan merubah cowok menjadi pria. begitupun sebaliknya. jadi, ga usah dengarkan mereka yang bilang kita nggak dewasa. kita hanya belum dewasa. kita akan jadi dewasa, dengan cara kita sendiri. dan pendewasaan adalah proses yang gak akan pernah berakhir.

selamat menertawakan hidup, pria-ku, yang merubahku dari cewek menjadi seorang wanita dengan caramu yang aku tak tau.

dariku, wanita-mu, yang merubahmu dari cowok menjadi pria dengan caraku yang tak kan kuberitau padamu.

Sabtu, 26 Januari 2013

biar menjadi kenangan

seharian ini aku sibuk beres beres rumah. ngepak barang barang dan memasukkan ke kardus. yapp, ada yang naksir rumah wage, dan ini artinya aku harus menyingkirkan koleksi ku karena rumah wage mau ditempatin orang. agak sedih juga sih, tapi gak papa deh, selama ini demi kebaikan. rumah wage kan ga ada yang ngerawat, lumayan lah kalo ada yang mau ngontrak. dan begitu ngeliat seluruh tumpukan buku komik koleksiku pas jaman SD, aku jadi geleng geleng. mau aku taruh manaaa ? dibuang sayang, disimpen gak ada tempat. well, pada akhirnya mereka tertata rapi dalam lemari kaca. untunglah penyewa setuju ikut menjaga koleksi komikku. asal jangan dipinjem pinjemin ke orang lain aja deh.

selama proses bersih bersih, aku nemuin banyak buku buku lama. coretan coretan jaman aku SMA. well, aku merindukan masa labil ku. sampai saat ini pun aku juga masih labil sih. tapi yaaa kangen aja. foto foto jaman aku masih kurus dulu. temen temenku, cinta pertamaku, dan majalah majalah ababil itu. hahahha. terus aku jadi teringat seseorang........

namanya klaras. aku search di google, apa sih klaras itu. dan artinya adalah tanaman yang sudah kering. padahal klaras yang ku tau selalu segar dan tersenyum. bahkan dalam kondisi paling tidak baik sekalipun, dia tetap tersenyum. aku biasa memanggilnya bee. kependekan dari namanya, robby. dan bee yang kumaksut adalah lebah. karena dia memang menyukai vespa (lihat saja bentuk vespa yang seperti tubuh lebah). selain itu senyumnya juga semanis madu. hahahhaa, nggombal.

pernahkah anda mendengar kata SOULMATE ? belahan jiwa ? bagiku soulmate itu singkatan. SOUL but never MATE. sejiwa, tapi tak bisa bersama. banyak hal yang menjadi penghalangnya. yaa, katakanlah kami soulmate. aku menyayanginya dengan tulus. sungguh. aku lebih suka melihatnya bebas, tertawa lepas, dengan teman temannya atau bahkan dengan wanita lainnya. asal dia bahagia, aku rela. bukankah rasa sayang itu seperti pasir, semakin kamu menggenggamnya semakin pula ia lepas dari genggamanmu. dan rasa sayangku ini tak ingin menggenggam, apalagi membelenggu. katakan aku jalang karena menyayangi pacar orang, tapi aku tak pernah mengganggu. aku hanya angin yang membawa kesejukan ditengah tandusnya hubungan mereka. inginnya aku membawa lebah maduku terbang, tapi aku tau lebah madu harus kembali ke sarang.

rasa sayang ini aneh. aku tak ingin memilikinya. aku hanya menikmati saat saat bersamanya yang selalu indah. dia mengajarkanku untuk tetap tersenyum manis walaupun keadaan sangat pahit. dia bahkan tersenyum saat aku menemukan seseorang untuk terbang bersamaku.

"baguslah kalo kamu jalan sama dia," katanya padaku sambil menyetir vespa tuanya. "dia ganteng, anak gaul lagi. cocok kok sama kamu. gak kaya aku yang rembes, dekil kaya gini. semoga aja kamu bahagia sama dia, yaa. semoga dia gak bikin kamu sakit hati kaya aku..."

sebut aku serakah karena aku tak ingin kehilangan moment bersamanya. karena aku tak suka dia tersiksa karena belenggu kekasihnya. dan air mata ini tidak jadi menetes. senyumnya sudah mengeringkannya. mungkin ia memang pantas disebut KLARAS. karena ia mengeringkan air mataku. mengeringkan luka yang pernah menganga. walaupun kita tak bisa menjadi pasangan, tapi aku tau kami tetap sejiwa. satu vespa sejuta cerita saudara.


"Aku dan Kamu Takkan Tau Mengapa Kita Tak Berpisah, Walau Kita takkan Pernah Satu"

-Masashi Ueda ft. Reza Artamevia-

Senin, 21 Januari 2013

....

well, i don't feel so good. i can't recognize my self. maybe silence will be a good thing. i miss the touch of nature. that's what i wrote on my facebook. i can't speak english fluently, but i will try. i'm not using any dictionary, so i'm sorry if i did something wrong about grammar. i hate grammar *sigh*

okay, why i can't recognize my self ? i don't know, i just feel confuse. i have so much plans. but i can't go for it. reality not as good as my dreams. i'm a dreamer, but i can't realize it :(

i have a 5 years plans. to make a reading house. like a library, but it's free. and not as big as it. just share my collections of books. and yes, i want to keep my old story books like cinderella, snow white, tin tin, winnetou the apache, 'lima sekawan', and many more. i want to share with the poor children who can't buy books for their self. but, i don't have money to buy more books. i know, money is not the important things, but we need it. i think, i can't realize it, there's only 3 years left, and i still do NOTHING :(

second, i want to go to JAMBI. be the volunteer for sokola rimba. teach some skills for the children who lived in there. BUT, my brother said that he must spent 1 year for become a volunteer. 1 year is too long for me. i have that plan, but just for 1 or 2 months. i need money to live there. my family too. i can't be a selfish person who think about me only. i have a sister, and she'll be my responsibility. and i need money for me, her, and them.

third, i have a business plans. i want to get some modification for my VW COMBI. i want to make a walking distro with it. maybe some 'rasta distro'. but, back to the first topic, i don't have money for the assets, investation, or anything you called it.

sooo, i'm feeling so confuse now. i'm a dreamer but i can't reach my dreams. i dont want to lose it because reality is really mean. sometimes i got that spirits, but sometimes i lost it all. gooooddd, give me strength !!!!

Jumat, 11 Januari 2013

dialog menjelang pagi

malam ini kembali dimulai dengan kata GALAU. saat penjaga gawang bertandang ke kosan baruku dengan jupiter mx merahnya. masih sama seperti dulu.

"aku mau minta maaf untuk semua kesalahan yang pernah aku lakukan. mungkin ada kesalahan yang gak akan pernah bisa diperbaiki. tapi yaa, aku harap kamu mau memaafkan..."

"..........."

"aku tau banyak janjiku yang mungkin gak bisa ditepati. tapi aku ingat ada orang yang pernah bilang bahwa rencana Tuhan itu lebih indah. mungkin aku memang bukan yang terbaik. makanya Tuhan kasih jalan seperti ini. perpisahan mungkin lebih baik..."

"kenapa baru sekarang ? kenapa gak dari dulu ? kenapa baru setelah aku hancur?......"

"yaa, mungkin aku dulu terlalu sombong, egois dan gengsi untuk meminta maaf. aku gak mikir kalo efeknya bakal sampe separah itu. tapi setelah aku merasakan semua kesulitan dalam hidupku, mungkin karena dosaku di masa lalu. jadi aku mau minta maaf. dan kamu orang pertama yang aku datangi. karena aku tau aku banya salah sama kamu..."

"percuma juga minta maaf. aku sudah hancur. apa yang bisa kamu perbaiki dengan maaf kamu? gak ada!"

"setidaknya memaafkan dapat meringankan beban..."

"gak bisa. aku benci kamu ! kamu ngancurin aku! kamu yang ngerusak aku !"

"terus aku harus gimana ?"

"beri aku obat untuk hatiku yang mulai membusuk. beri aku obat yang bisa membimbingku jadi lebih baik."

"aku juga belum nemuin itu, kenapa kamu minta ke aku ?"

"kamu minta dimaafkan, toh ? itu syarat untuk maafku."

"pasti nanti akan ada seseorang yang jadi pendamping terbaik buatmu..."

"kapan ?! nanti waktu aku umur 35 tahun ?! tunggu duda tua ?!"

"jodoh gak ada yang tau..."

"makanya, kirimkan aku orang yang bisa membuatku jadi lebih baik. yang bisa buat aku keluar dari duniaku yang sesat. baru aku bisa maafin kamu."

"maaf, aku gak bisa..."

"terus kamu mau nebus maafku dengan apa ? terlalu sakit luka yang kamu kasih!"

"aku juga gak tau..."

detik kembali berdetak. aku kembali menangis sesenggukan hingga aku lelah. sama seperti dulu. setidaknya air mataku bisa kembali mengalir. lelah rasanya, tapi melegakan. entahlah, aku merasa kembali menjadi aku yang dulu. aku yang telah lama kutinggalkan.

"oke. aku cuma minta kejujuran kamu."

dan cerita mengalir begitu saja. aku mengenalmu sudah lama. dan kamu memang seperti itu. lebih suka menyimpan luka daripada menunjukkannya. dan lagi, bercandamu itu tidak lucu. candamu itu membunuhku. sama seperti lagunya cakra khan, "ku menangis kau tersenyum. ku berduka kau bahagia."

"aku mau tanya satu hal," kataku pada akhirnya. "apakah aku sudah berubah ?"

"nggak. kamu tetap sama. padahal aku berharap kamu bisa berubah."

"kamu tau, aku lelah berpura pura kuat. tapi aku lega, setidaknya kehadiranmu kali ini mebuatku merasakan lagi aku yang dulu. walaupun menurutmu itu kurang baik."

"............."

"pulanglah. aku memaafkanmu. Insya Allah..."

taukah kamu, aku sudah berusaha memaafkanmu sedari dulu, tapi tidak berarti aku melupakanmu. luka itu terbuka lagi. semakin melebar. tapi aku tau, tak perlu syarat untuk memaafkan. aku tau aku salah jalan. terima kasih telah diingatkan. dan semoga kamu bahagia tanpa harus terus membohongi hatimu.

nb : aku senang kamu bisa jadi lebih baik. sayangnya itu terjadi saat kamu sudah tak bersamaku.

Jumat, 04 Januari 2013

mencari Tuhan (lagi)

lagi lagi aku dibingungkan masalah AGAMA. mungkin posting kali ini agak sedikit SARA, tapi aku memang butuh pencerahan, agar tak lagi jadi domba yang tersesat. eitz, aku bukan domba. aku homo sapiens. anak cucu adam.

dulu, jaman aku masih SMA, ibu punya cara unik untuk membangunkanku. beliau suka menyetel TV kera keras dari jam lima pagi. dan selalu berhenti di INDOSIAR. tayangnnya MAMAH dan AA' "curhat doooonnnkkk". dari sana aku belajar sedikit tentang agam,a. tapi rata2 ibu2 yang curhat melulu tentang suaminya yang gak pengertian. dan selalu sambil nangis. aku suka, karena mamah selalu membela kaumnya. kaum wanita.

lepas SMA, aku mulai kuliah di luar kota. namanya juga mahasiswa, masih suka bertualang mencari jati diri. aku pecinta alam, penikmat seni, dan selalu jadi teman setia dunia malam. jam satu dini hari masih sore bagiku. sering juga jadi penjaga malam yang terus terjaga hingga pagi. mataku mulai menghitam kurang tidur. ibuku bilang aku salah jalan. tapi aku menikmatinya. masih ingin terus menggelutinya. hingga akhirnya aku jatuh cinta pada orang yang berbeda agama.

aku tau, aku jarang sholat. mungkin imanku tipis, tapi aku gak mau murtad. aku masih memegang teguh tulisan di KTPku, AGAMA : ISLAM. setidaknya aku gak mau pindah agama, apalagi cuma gara gara cinta. hahahha. dan untunglah mantan pujaan hatiku selalu ngingetin untuk beribadah.

nah, cinta memang cukup sampai disan. terpisah agama. tapi aku jadi pengen mencari kebenaran, walaupun yang akhirnya aku dapatkan hanyalah pembenaran. contoh nih, udah jelas2 islam melarang wanita muslim untuk menikah dengan pria non-muslim. mamah dede pun pernah bilang, "kalo wanita muslim menikahi pria non-muslim, maka hukumnya haram dan pernikahannya dianggap zina". tapi aku mencari pembenaran yang menyatakan, "selama aku gak kafir, Tuhan pasti memaafkan dosaku, kan ? katanya Tuhan maha Pemaaf ? cinta dan agama kan sama sama suci, kenapa harus terpisah ?"

tapi dari situ aku mendapat pelajaran, karna cinta itu suci, maka janganlah kamu mencintai makhlukNya melebihi cintamu padaNya. Tuhan pasti kasih yang terbaik kok, nyantai ajalaaah. jadi yaa, aku percaya sama janji Tuhan kalo semua bakal indah pada waktunya.

aku mulai mencari agama. dengan catatan aku masih memegang teguh islam. aku hanya ingin mempelajari, bukan menganut. bermula dari agama pujaan hatiku dulu. aku ikut dia beribadah. mendengarkan ceramah. lalu bernyanyi. isinya yaaaahh hampir sama kaya' khotbah jum'at. BOSAN. tapi aku suka menyanyi, walaupun aku tidak hafal liriknya. hahahaha. dan lagi, makanannya enak enak. aku mengambil semua makanan yang tidak berhubungan dengan babi. untunglah disana mereka tidak menyediakan babi. hehehehe.

lalu aku mencoba ke klenteng. sungguh rumit dan membingungkan. mereka punya terlalu banyak dewa. belum lagi asap dari hio nya. wangi memang, tapi bagaimana mereka bisa khusyu' berdo'a saat asap hio mulai menyumbat indera penciuman ? yang ada malah pusing di kepala. jadi, aku rasa aku tidak cocok dengan agama ini. dan jujur saja, aku takut dengan patung dewa yang mukanya merah. hhihihihi.

lalu aku coba mempelajari agama budha. rasanya otakku mau pecah kala membaca filosofinya. beraaatttt, sungguh. kosong adalah berisi, berisi adalah kosong. sampai saat inipun aku tak bisa mengerti makna yang sering diucapkan biksu Tong di film kera sakti. tapi aku rasa Budha agama yang bagus. mereka mengajarkan untuk berderma.

dan Hindu. aku belum menemukan Pura di daerah jember dan sekitarnya. padahal ada lho. tapi seorang kawanku dari Bali mengajarkanku cara beribadah. dengan bunga dan do'a-do'a. jujur saja, aku suka melihat gadis Bali yang beribadah. cantik dan eksotik. tapi aku heran, mengapa mereka menyembah Tiga dan aku hanya punya satu ? mengapa harus ada dewa yang bertugas untuk menghancurkan ? kenapa tidak didamaikan saja semuanya ?

aku tidak mau bertanya pada ibuku tentang islam, padahal ibuku mulai rajin mengaji tafsir. pernah aku menyampaikan pendapatku, "bu, semua agama itu pada dasarnya baik. gak ada yang ngajarin kejelekan. jadi gak amsalah donk kalo aku ngucapin selamat natal ? toh itu cuma toleransi ?"
dan ibuku langsung ketakutan, "murtad kamu, nak ! sesat !"

wooowoooowooooo... sabar duluuuu....

aku masih membaca syahadat, walupun terkadang aku menyapa "syalom" atau "oom swastiastuuu". aku kan bilang, aku hanya mencari agama yang mampu membuatku damai.

"cobalah pelajari islam lebih lanjut. islam itu indah, lor." kata kakakku. dia dulu pernah berkubang pada dunia jalanan yang serba hitam, dan syukurlah sekarang dia sudah mentas, walaupun tetap anti-kemapanan. tapi tenag, dia tidak anti kemakmuran.

"aku takut, mas," kataku. "islam mengajarkan tentang perbedaan gender. wanita memang makhluk yang diagungkan. dan aku bangga menjadi wanita. tapi yaa gitu, kalo aku belajar islam, aku akan tau bahwa aku banyak dosa. aku harus menutup aurat dan berkerudung. aku akan dilarang bersentuhan dengan laki laki yang bukan mukhrim. lalu aku harus menjaga sikap dan pandanganku. kerudung bagiku sesuatu yang berat, mas. bukan hanya penutup kepala. aku takut kerudung akan merenggut kebebasanku daalm sosial. aku takut tak bisa lagi bercanda seperti ini krena kata 'bukan mukhrim'. belum lagi orang2 yang nantinya berkata, 'kerudungan tapi tingkahe petakilan'. aku belum siap, mas..."

masku terkekeh. "menurutmu agama itu kaku sekali, ya ? islam tidak hanya sebatas kerudung, lor. cobalah saja perdalam sendiri."

lalu aku menguap dan tidur. pusing. sungguh, pencarian Tuhan ini rumit sekali. aku memang apatis, tapi bukan atheis. aku percaya surga dan neraka itu nyata adanya. tapi aku tidak mau diberatkan oleh urusan agama. terus, aku kudu gimana ???

nb : maaf sebelumnya jika ada yang tersinggung thd posting ini. semuanya murni pendapat saya. sekali lagi, maaf.