Minggu, 14 September 2014

ketika mendaki gunung berubah menjadi lifestyle



Baru-baru ini ada sebuah foto yang beredar di medsos dan sempat menggegerkan dunia Pecinta Alam. Foto tersebut diambil dari sebuah koran harian dengan tajuk LIFESTYLE yang menampilkan besar-besar gambar seorang wanita cantik berkostum pendaki gunung dengan judul tulisan yang tak kalah besarnya, “PETIK EDELWEISS UNTUK KEKASIH, RAYAKAN 17 AGUSTUS”. Berhubung itu hanyalah foto yang diambil dari kamera hape dengan ukuran pixel yang tidak terlalu bagus, maka banyaklah komentar-komentar negatif yang bermunculan. Isinya kurang lebih hujatan dan makian. “cantik-cantik tapi kelakuannya menjijikkan,” kata salah seorang fesbuker. “Pecinta alam abal-abal. Pasti kebanyakan nonton film itu.” Akhirnya, film yang diangkat dari buku best seller itu lagi yang disalahkan. Padahal makna yang ingin disampaikan dari buku itu bukan hanya tentang pendakian, tapi semangat dalam menggapai sesuatu. Contohnya menyelesaikan skripsi. Contoh lainnya lagi menggapai hati orang yang dicintai.
Padahal, jika para komentator itu mau mencoba melihat foto itu dengan lebih jeli, tulisan yang tertera masih bisa dibaca, walaupun harus dengan bantuan zoom in ukuran super. Disamping foto wanita cantik tersebut juga sudah terdapat catatan bahwa wanita cantik ini hanyalah pengunjung toko outdoor yang sedang menjajal pakaian untuk mendaki gunung. Dan yang sebenarnya membuat miris adalah kata-kata narasumber yang ditulis dengan sangat frontal oleh si Jurnalis. Disebutkan bahwa narasumber itu sering mendaki gunung karena menghabiskan momen di gunung sekarang sedang tren. Contohnya momen tahun baru atau ulang tahun kemerdekaan Indonesia. Kalau saya pribadi mungkin akan menunggu saat hamil tua, lalu melahirkan disana, agar di akte nanti tempat kelahiran anak saya terlihat mboish. Dan lagi, katanya narasumber itu sudah “menaklukkan” sebelas gunung. Padahal gunung bukanlah calon mertua berkumis tebal dan berhati keras yang harus ditaklukkan. Nah, kalau jenis orang yang seperti ini, monggo jika mau dikatain abal-abal.
Gunung bukanlah sesuatu yang bisa ditaklukkan. Di film itu mungkin diceritakan kisah yang indah tentang eksotisnya gunung tertinggi di pulau jawa tersebut yang melebihi keeksotisan seorang Flo Shihombing si ratu pom Bensin. Orang biasa seperti tokoh-tokoh di film itu saja bisa sampai puncak, rakyat jelata seperti saya pasti bisa juga, donk? Wah, itu persepsi yang kurang benar, bro! Nah, kalau pikirannya seperti itu, jangan heran bila suatu saat nanti Ranu Pane dijadikan waterboomdan ranu Kumbolo disediakan speedboat, karena gunung tertinggi itu sudah jadi tempat wisata.Mereka mungkin tidak tau bahwa di puncak sana, terdapat daerah bernama Blank 75, tempatnya para pendaki nyasar yang biasanya kembali dengan menyandang gelar Almarhum, atau malah tidak ditemukan sama sekali. Seperti kata Nagabonar, “matilah dia dimakan cacing!”. Belum lagi jika terserang hipotermia, karena suhu di Ranu Kumbolo itu bisa mencapai minus.Alamak...
Yang lebih menggemparkan lagi, narasumber itu mengatakan bahwa ada pendaki yang memetik bunga Edelweiss untuk kekasihnya, romantis sekali. Weleh-weleh, itu namanya bukan romantis, tapi MIRIS! Nah, kalau sudah begini, saya jadi ingin bertanya pada wartawannya. Apakah pendapat orang harus ditulis sefrontal itu hingga menjadi Headline? Yang ditakutkan, orang akan semakin berbondong-bondong untuk mendaki gunung dan memetik bunga yang konon bersifat abadi itu. Padahal dalam kitab mbah Jambrong, si penjaga ponten umum di pos pendakian, sudah dituliskan besar-besar : Leave Nothing but Foot Print, Kill Nothing but Times and Take Nothing but Pictures. Mungkin hal ini juga yang menyebabkan demam selfie melanda tanah air, karena kita tidak boleh mengambil apapun kecuali gambar.

Nah, hikmah yang bisa dipetik dari foto ini, hati-hatilah dalam berucap. Cari tau dulu kabar yang sebenarnya. Jangan asal menyimpulkan apa yang anda lihat, padahal gambar dan berita disitu sangat berbeda. Pilihlah judul yang baik, karena apa yang anda tulis bisa jadi trending topic seperti mbak Flo Sihombing. Waspadalah, waspadalah.

Senin, 04 Agustus 2014

ketika dongeng hampir jadi kenyataan

apa kau pernah merasa sangat mengingunkan sesuatu, namun saat kau berhasil mendapatkannya lalu BLAR!!! kenyataan tak seindah harapan...

setiap anak perempuan pasti menyukai dongeng Disney. mengimpikan pangeran tampan berkuda putih yang datang menyelamatkan sang putri dari kastil terkutuk yang dijaga oleh naga. atau mengenyahkan kutukan yang diberikan penyuhur berkutil. lalu mereka saling jatuh cinta dan hidup bahagia selama-lamanya.

ah... seandainya saja hidup bisa selalu berakhir bahagia seperti dongeng klasik...
kenyataannya, tak ada bahagia selama-lamanya. yang ada hanya mereka yang mampu menutupi kesedihannya. memang benar kata pepatah, senyum itu seperti perban. ia menutupi luka, walaupun masih sakit terasa.

ini tentang impian masa kecil yang jadi nyata. namun, kenyataan kadang tak seindah harapan. sungguh.

alkisah, sudah 12 hari aku terdampar di negara api. panasnya seperti portal neraka. padahal, rumah (house) bukan hanya sekedar bangunan tempat kita berteduh, tapi rumah (home) adalah tempat untuk kembali pulang dengan hati riang dan nyaman. dan di Rumahku ini? entah, aku belum menemukannya.

memang, terkadang ada rasa rindu untuk pulang. tapi tidak lama. cukuplah 3 hari dan rasanya aku ingin terbang kembali. ke tempat perantauanku. disana hatiku tertinggal. 12 hari sungguh terasa menyiksa. aku ingin segera pergi. dan sebuah sms berhasil menenangkanku.

"tunggu. lusa aku ke tempatmu."

Akhirnya, akan datang seorang pangeran (berhati) tampan berkuda (besi) (walaupun warnanya tidak) putih yang datang menyelamatkanku dari Portal neraka. detik demi detik kujalani menunggu lusa tiba. hingga tepat pada hari H....

wajah yang kurindukan datang, tetapi tidak sendirian. ada sosok berbadan gendut yang ia sebut "teman". sejujurnya, aku tak suka. bahkan tak pernah suka. tapi aku tetap tersenyum, setidaknya rinduku terobati. ia membawaku pergi menikmati kota metropolitan. tujuannya jelas. mall. kemana lagi warga metropolitan menghabiskan malam minggunya.

tapi, sosok gendut yang ia panggil teman itu, sungguh mengacaukan segalanya. dari awal ia memasang wajah masam. aku berusaha tidak memperhatikan. sesampainya di mall, ia minta ke toilet. untuk MANDI. YA! bayangkan, mandi di toilet Mall.

ayolah, aku juga pernah jadi anak jalanan. tapi jangan dibawa kebiasaan jalanan itu ke tempat seperti ini. dan orang-orang yg tak tau menempatkan diri sepertinya hanya bisa menggerutu. menghujat orang-orang yang berlalu lalang untuk berbelanja. katanya orang kaya sombong dan sebagainya. menyebalkan. lalu, apakah kelakuannya tidak menyebalkan?

kami berhenti untuk makan donat. sudah dipilihkan kursi terbaik. sudah disajikan donat ternikmat. dan wajahnya tetap seperti itu. sumpek katanya. mall terlalu ramai. baiklah. turuti saja kemauannya. kita kembali menggelandang di jalanan ibukota.

sesampainya di taman kota, ia rebah. mengeluh sudah terlalu lelah. dan meminta tidur. baiklah, acuhkan saja. biar ia tidur semaunya. namun suasana tak lebih baik. baru berapa menit kami bertemu, ia sudah merengek minta pulang. seperti bayi. bayi yang sangat besar. semakin besar bayi itu, semakin repot mengurusnya.

kami pulang, tapi hati tak senang. sungguh, aku masih amat merindukan kekasihku.

esok tiba. kam sudah punya rencana untuk keluar berdua. dia berjanji untuk mengganti kencan kami yang batal kemarin. satu dua jama menunggu, ia tak ada kabar. hingga jarum menit sudah menunjukkan perputaran yang ke delapan. delapan jam. baru akhirnya kami bertemu. dan wajahnya terlipat tiga! merah! entah marah atau apa.

"aku capek!", katanya

rupanya ia harus melayani sosok yang ia sebut "teman". PP ke dua kota sebanyak 4 kali hanya untuk menuruti si gendut mencari jaket. malam hari pun ia tak sempat tidur. si gendut merengek ingin lekas kembali pulang ke kota asal mereka. disini panas lah, banyak nyamuk lah. aih, rewel betul si "teman" ini. aku kembali berteriak.

"yang bisa lelah bukan hanya kamu, aku juga! kau pikir menunggumu datang selama berhari-hari itu tidak melelahkan? sekarang aku tau bagaimana rasanya menjadi putri fiona saat diselamatkan oleh Shrek dengan wajah masam! lebih baik tidak perlu diselamatkan sekalian!"

ia terhenyak. menarik tanganku untuk mendekat. aku menatapnya. mulutku ingin berkata, tapi tidak jadi. ia seolah bisa membaca pikiranku.

"kamu mau bilang apa?"

"nggak. percuma. sudah terjadi."

"kamu mau bilang, yang kamu khawatirkan benar, kan? kamu tak pernah menyukai si gendut, dan terbukti bahwa si gendut sangat merepotkan, kan?"

aku mengangguk.

"ya sudahlah. aku ingin menghabiskan waktu berdua denganmu. kamu pikir untuk siapa aku melakukan perjalanan sejauh ini kalau bukan untuk bertemu denganmu. aku rindu."

"aku juga. tapi gak gini juga. bukan seperti ini yang aku mau. maaf, aku gak bisa. baru kali ini aku melarang kekasihku untuk berteman dengan seseorang. aku semakin yakin, dia bukan teman yang baik untukmu."

"iya. baiklah. ini yang terakhir kalinya. tak akan terulang lagi kejadian seperti ini."

"semoga saja...."

Ia menghembuskan nafas. frustasi. kacau balau. mimpiku terwujud, tapi totk "teman" sang pangeran benar-benar mengacaukan segalanya. seperti Donkey dalam film Shrek, mungkin. entahlah. biasanya sang Putri selalu bisa akrab dengan teman sang pangeran. kali ini, dongeng tidak berakhir bahagia. bukan. bukan dongeng. kenyataan lah yang tak berakhir bahagia.

sudahlah, selamat malam.

Sabtu, 19 Juli 2014

hai, kumbang :)

sore ini aku masih diberi kesempatan untuk berbuka puasa secara gratis di rumah seorang teman. bagi seorang anak kos yang sudah kehabisan uang dipertengahan bulan, ini sungguh tawaran yang sangat menggiurkan. hehehehe.

anak itu, sebut saja dia kumbang, karena inisial bunga sudah terlalu mainstream. si kumbang ini kukenal sebagai sosok pria yang tidak modal. kalau aku mengajaknya keluar untuk makan, biasanya aku yang membayar. siapapun yang mengajaknya, harus siap mengeluarkan kocek lebih untuk mendanainya. heheheh. si kumbang juga sering terlihat di sekret, jarang pulang. pernah aku iseng bertanya,  "Kamu kok gak pernah pulang? rumahmu kan deket, gak pernah dicariin sama orang tua? atau jangan-jangan kamu sudah dipecat jadi anak?". dia hanya menjawab dengan tawa.

dia orang yang suka bercanda. biasanya dia jadi bahan bullying karena nasib sialnya yang selalu jauh dari uang. tapi rupanya dia cukup hebat juga. dia pernah menjadi wirausahawan membuka warung kopi dan mengelola bersama beberapa temannya. warungnya sederhana namun ramai pengunjung, sama seperti kepribadiannya yang sederhana namun meramaikan suasana.

tepat saat adzan maghrib berkumandang, kami tiba dirumahnya. siapa sangka ternyata dia adalah anak dari keluarga yang terhitung berpunya. rumahnya besar dengan banyak tanaman hias. hanya saja dia memang selalu bersikap sederhana, tak pernah menonjolkan apa yang dimiliki keluarganya. yang menarik, banyak foto terpajang di dinding rumahnya. di ruang tamu, kami disuguhkan sebuah foto keluarga dengan 4 orang anak lelaki. dua orang yang lebih besar tentulah kakaknya. lalu ada dia, sangat imut, tidak seperti sekarang. dan ada satu anak lagi yang tubuhnya lebih kecil darinya. mungkin adiknya. dan di sebrang dinding itu, juga terpasang foto keluarga, namun formasinya berkurang satu. hanya ada 3 anak lelaki. si kecil tidak ada.

"kamu anak keberapa ?", tanyaku memulai percakapan

"anak ketiga", jawabnya

"ini siapa?"

"adikku"

"tapi di foto yang itu kok gak ada ?"

dia terdiam

"adikmu kemana?"

"dia sudah gak ada..."

gantian aku yang diam.

kami memutuskan untuk mengganti percakapan. bercanda dengan teman lainnya lalu menyantap hidangan yang disediakan dengan lahap. setelah itu kami ngaso di teras luar. dan aku memutuskan untuk mengorek lebih dalam. lagi-lagi sifat kepo ku kumat.

"kumbang, boleh aku tanya adekmu kenapa? sakit?"

"nggak. kecelakaan."

"awww. kapan?"

"SD kelas 4"

"kamu kelas berapa waktu itu?"

"aku kelas 6. kita cuma selisih 2 tahun."

"mmm, kecelakaan apa ?"

"ditabrak waktu naik sepeda...."

mata Kumbang sedikit menerawang.

"waktu itu kita lagi main sepeda. hari masih gelap, mungkin lepas subuh. kami berangkat rombongan. dia goncengan sama temannya, aku sendirian. lalu ada mobil pengangkut ikan yang ngebut, kencang. yaa, terus begitulah..."

"awwww... adekmu langsung meninggal di tempat?"

"nggak, dia masih sempat dirawat di RS sebelum meninggal. tapi temannya itu meninggal di tempat."

"kalo dari foto itu kelihatannya dia paling dekat sama kamu, ya?"

"iyalah, selisih umur kami hanya dua tahun. makanya, kalo aku lagi di sekret dan lihat si T, aku langsung keinget adikku..."

dia diam. aku diam. tanpa sadar air mataku merebak, tapi kuhapus sebelum ada yang menyadarinya. rupanya dibalik sosoknya yang slenge'an ada cerita yang begitu mengharukan. sifat manusia siapa yang sangka ?

dan seperti biasa, aku selalu kehabisan kata-kata diakhir cerita. selamat malam, selamat beribadah puasa.

Sabtu, 07 Juni 2014

gunung batu, wajah baru icon wisata jember (ngimpi!)

selama ini jember dikenal dengan tempat wisata yang bernama pantai Tanjung Papuma. pantai bernuansa eksotis dengan pasir putih dan batu karang besar sanggup menarik minat wisatawan baik dalam maupun luar negeri. tapi, jika saya boleh berpendapat, saya akan mengangkat sebuah tempat lain menjadi icon wisata jember. tempat itu bernama mantan Gunung Batu.

sumber : http://www.bubblews.com/news/474483-gooooooo-papuma-beach

kenapa saya mengangkat Gunung Batu sebagai obyek wisata baru jember? karena, penambangan Gumuk yang semakin merajalela di sekitar Jember membuat beberapa pemerhati lingkungan tergugah. terus apa hubungannya gunung batu , gumuk dan obyek wisata ?

ehm, mungkin saya terlalu menggebu gebu saat menulis postingan ini. jadi begini lho rek, Jember ini kan memiliki julukan kota seribu Bukit. yang dimaksud bukit disini adalah Gumuk. apa itu Gumuk? apa bedanya dengan Bukit? jawabannya bisa dibaca disini #savegumuk . saya rasa rekan-rekan pers dan pemerhati lingkungan lainnya mampu menjelaskan lebih baik tentang apa itu gumuk. setau saya, gumuk itu memang seperti bukit. yang membedakan hanya ketinggian dan struktur batuannya. dan biasa ditambang untuk diambil batunya, yang konon baik untuk dijadikan pondasi bangunan. nah, fungsi gumuk ini sendiri antara lain adalah sebagai penahan angin, karena kota Jember memang terletak di daerah lembah yang diapit pegunungan Argopuro dan berada tidak jauh dari Gunung raung. sehingga, kota Jember sering digempur angin yang turun dari gunung tersebut. entahlah, kepastiannya bisa dibuka di link yang saya beri tadi.

oke, kembali pada masalah icon wisata baru kota Jember. saat saya masih berupa mahasiswa baru yang unyu-unyu di tahun 2009, saya sering melewati gumuk Gunung Batu. jika anda hendak ke daerah perumahan Gunung batu dari arah jalan Karimata, anda akan melewati Gumuk "Gunung Batu" ini. ya, Gunung Batu sendiri adalah nama sebuah Gumuk yang tinggi menjulang. nah, saat saya melewatinya, saya merasakan kesejukan, karena memang tempat itu dulu masih teramat asri ditumbuhi banyak pohon. di sepanjang jalan juga terdapat beberapa warung kopi. namun suasana berbeda pada malam hari. tempat yang sejuk itu berubah seram, seperti di film horror. mungkin dikarenakan kerimbunan gumuk yang mebuat suasana menjadi gelap, apalagi lampu jalannya tak terlalu berfungsi.

entah sejak tahun berapa, Gunung Batu ini mulai ditambang. entah pula apa tujuan pemiliknya sehingga Gunung batu sebesar ini dihancurkan. dan entah, mungkin karena ukurannya yang terlalu besar, penambangan Gunung Batu ini memakan waktu yang cukup lama untuk dihabiskan hingga rata dengan tanah. namun, penambangan ini menjadikan Gunung batu terlihat eksotis di sore hari.

my bro (mas men dan anchor)



sore ini saya berkunjung ke Gunung batu. angin sepoi menyambut saya dan kawan-kawan. rupanya banyak juga anak muda yang menyukai suasana sore di Gumuk yang hancur ini. bahkan ada beberapa yang menjadikannya kawasan untuk pacaran. aihhhh. nah, menurut saya (lagi), cukuplah penambangan ini. mohon segera dihentikan. karena gumuk yang hancur ini sudah terlampau indah untuk dinikmati. tak terbayangkan jika nanti ia rata dengan tanah. para muda-mudi ini juga nantinya tak memiliki tempat lagi untuk bercengkrama menikmati senja.

jika saya jadi bupati, mungkin tak ada salahnya saya menjadikan Gunung batu sebagai icon wisata baru kota Jember. kita bisa menikmati eksotisnya matahari terbenam, sekaligus memberikan kesadaran lingkungan terhadap warga setempat bahwa kerusakan Gumuk akan berdampak besar pada kerusakan lingkungan, terutama jember akan sering dilanda angin kencang.

baiklah. saya bingung memberi penutup dari postingan yang tidak sempurna ini. terimakasih sudah mau membaca :)

Senin, 05 Mei 2014

Apa itu Ikhlas ?






Setelah semua pencarian dan pembenaran yang saya lakukan, saya masih bingung memaknai ilmu ikhlas. terkadang saya bisa mengerti, apa ikhlas sebenarnya. tapi, saya mengalami kesulitan dalam menjabarkannya. apa sebenarnya ikhlas itu? banyak sekali yang berpendapat. ikhlas itu bersih dari noda, murni, suci, polos. adapula yang mengatakan ikhlas itu rela. lalu apa bedanya ikhlas dengan tawakal? setau saya, tawakal itu pasrah. apakah ikhlas itu pasrah?

tak ada kata yang bisa menjabarkan apa itu ikhlas. maknanya terlalu besar untuk ditulis dalam selembar kertas. jadi mari kita ambil contoh saja. barusan saya teringat film Kiamat Sudah Dekat yang pernah tayang di tahun 2003. saat seorang rocker jatuh cinta pada gadis solehah yang sudah ditunangkan dg seorang mahasiswa S2 di mesir sana. ayah si gadis memberinya tugas untuk belajar agama, mengaji, dan sholat jika memang mau mempersunting anaknya. dan tantangan terakhir, si rocker harus bisa menemukan apa itu IKHLAS. pada akhirnya, si Rocker mengundurkan diri untuk meminang si gadis. setelah semua perjuangan yang dia lakukan, dia merasa tak pantas menjadi pendamping yang baik. dan dia ikhlas melepas si gadis bersama lelaki yang bisa membuatnya jadi lebih baik. disanalah letak makna ikhlas.

Yang saya tau, ikhlas itu seperti surat Al-Ikhlas. menjelaskan tentang keikhlasan, tanpa mengandung kata "Ikhlas" didalamnya. sehingga saya berpendapat bahwa "Bukan Ikhlas namanya Jika Masih Diucapkan". jadi, seperti apakah anda menjabarkan makna Ikhlas?

Jumat, 04 April 2014

Manusia Kaktus

Dulu aku pernah bertanya, apa kamu tau bagaimana rasanya mencintai orang yang sudah memiliki orang lain dalam hidupnya. sambil tersenyum, aku mendapatkan jawabannya sendiri. rasanya seperti memeluk kaktus. semakin erat kamu memeluknya, semakin besar pula sakit yang kau rasakan.

pernah ada seseorang yang datang menemuiku. dia berkata, "aku akan tetap memeluk kaktus itu. biarkan aku menikmati rasa sakitnya dari tiap tusukan durinya". aku kembali bertanya mengapa? bukankah cinta itu bahagia? lalu mengapa dia memutuskan untuk tetap menderita?

"hey, yang sedang kamu peluk ini kaktus. ini bukan akupuntur. bagaimana bisa kau menikmati setiap tusukan durinya?"

"karena aku penuh dengan kasih"

"tapi yang sedang kau peluk ini kaktus. tumbuhan yang sia-sia. dari segi penampilan saja tidak ada bagus-bagusnya. jika yang kau peluk itu adalah mawar, mungkin aku bisa memaklumi. ada penderitaan untuk sebuah keindahan. ada pengorbanan dalam setiap pencapaian. perlu perawatan agar tetap indah. tapi ini kaktus, tumbuhan survivor yang tidak seharusnya kamu perjuangkan. untuk apa? kaktus bisa tumbuh sendiri, tanpa kamu peluk. pada akhrnya kamu akan merasa sakit sendiri."

"apakah kamu pernah melihat bunga kaktus? jika iya, kamu pasti tau alasan kenapa aku tetap memeluknya meskipun ia tidak indah. kaktus memang tidak indah, tapi di tangan orang orang yang bersabar memeluknya, ia akan jadi lebih indah daripada mawar."




"Aku meminta setangkai bunga pada Allah, ia memberiku kaktus berduri.
Aku meminta binatang yang lucu pada Allah, ia memberiku ulat bulu.
Aku sempat sedih, protes dan kecewa. Betapa tidak adilnya ini!
Namun kaktus itu kemudian berbunga, sangat indah.
Ulat itu tumbuh dan berubah menjadi kupu-kupu yang cantik.
Itulah jalan Allah, indah pada waktunya...

Allah tidak selalu memberikan apa yang kita harapkan, tapi ia memberi apa yang kita butuhkan.
Semoga kita termasuk orang yang pandai bersyukur."

Sabtu, 29 Maret 2014

curhat colongan di warung kopi

"mas, aku lagi galau" kataku dengan nada riang gembira. Pria yang kuajak bicara hanya tersenyum singkat. mungkin pikirnya, mana ada orang galau tapi masih cengengesan.

"ada apa mbak kelor? kamu galau gak galau kok tetep aja cengengesan"

"hehehehe. ada sesuatu yang mengganjal pikiranku. jadi intinya, tiga tahun yang lalu aku pernah bermasalah dengan seseorang, dan kesalah pahaman itu masih belum benar sampai sekarang. dari aku sih udah menganggap biasa aja, tapi entah dari pihaknya. apakah masih tidak suka atau sudah bisa menerima kehadiranku. yang pasti, aku tau orang itu sebenarnya baik, hanya saja dia mengenalku dengan cara yang salah. atau memang aku yang selalu salah, ya? hahahaha"

"mbakkelor sudah pernah coba mengajaknya bicara?"

"sudah beberapa kali, mas. dulu, waktu kesalah pahaman ini masih baru. tapi dia seolah tidak mau tau. yaaah, dulu sih lumayan makan ati, ngeliat cibirannya dia ke aku di media sosial. sempat bales-balesan juga. tapi ngebales terus tanpa penyelesaian, lama-lama bikin bosan. akhirnya yaa cibiran itu selesai, tapi kita masih belum pernah ngopi dan meluruskan yang tidak lurus. hhihihi."

"yaah, kalo begitu biar waktu yang memperbaiki semuanya. tapi aku rasa waktu tiga tahun itu sudah cukup lama untuk meredakan sebuah amarah. terus apa masalahnya?"

"kebetulan ada yang ngajak aku untuk mengikuti sebuah program belajar bahasa inggris. pesertanya yaa kawan-kawan itu juga. nah, yang jadi mentor bahasa inggrisnya itu dia. kalau aku memutuskan untuk datang ke kelas bahasa inggrisnya, apa program itu masih bisa berjalan lancar? atau malah nanti jadi semburat karena kedatanganku malah bikin dia emosi jiwa dan batal mengajar? apalagi mas tau sendiri aku ini orangnya ceplas ceplos, ngomong tanpa dipikir. yang aku takutkan, nanti bukannya jadi kelas bahasa inggris malah jadi ajang gojlok-gojlokan, sakit hati, lalu dendam lagi. duhnaaak. kalo aku sih gak masalah, udah biasa di gojlokin. tapi kalo dia gak kuat denger gojlokkan, dan makin dalam kebenciannya ke aku yang disini adalah korban kesalahpahaman, gimana pas?"

"hahahahahha. gakpapa mbak kelor. itu bisa jadi ajang pendewasaan juga buat dia. saat dia sudah memutuskan untuk menjadi seorang pengajar, apakah dia mampu untuk tetap professional mendidik orang yang tidak dia suka? seorang guru gak boleh pilih kasih, lho. menurutku kamu harus mengikuti kelasnya."

"gitu, ya. jadi lebih baik aku datang meskipun aku tidak membutuhkan kelas bahasanya?"

"yang kamu butuhkan adalah membenarkan kesalah pahaman itu, melalui kelas bahasanya. sudah, ikuti saja."

"iya. apapun yang terjadi tetaplah memilih menghadapi ya, mas."

aku menarik nafas dalam. angin berhembus lumayan kencang. aku bahkan lupa memesan minuman. terlalu asyik dalam kebimbangan.

"sebenernya ada satu masalah lagi, sih. masih seputar kesalah pahaman."

"iyaa, apa lagi mbak kelor?"

"mas tau kan, aku tiap hari selalu bertengkar sama pacarku? kita biasa perang status. tapi kita langsung berbaikan dalam tempo yang se-singkat singkatnya. walaupun kita akan kembali bertengkar lagi."

"hahaha. kalian ini kayak anak kecil. main - marah - berantem - baikan - main lagi - marah lagi - berantem lagi - baikan lagi"

"iya mas. tapi menurutku gak ada yang salah dengan itu. anak kecil memang gampang marah, tapi juga gampang memaafkan. gak kapok mengulang kesalahan yang sama, tapi juga gak kapok untuk memperbaikinya. nangis terus ketawa terus nangis lagi, ketawa lagi. anak kecil aja abis berantem bisa berteman lagi, terus kenapa orang dewasa yang sikapnya kaya anak kecil gak bisa seperti anak kecil sungguhan. yang ada malah terus menyimpan dendam. hmmmmm."

"hahahaha. yaa namanya orang kan berbeda mbak kelor. kalo kamu merasa seperti anak kecil yang marah lalu baikan, belum tentu orang lain bisa bersikap seperti anak kecil juga. ada yang saat sudah sakit hati, sulit untuk memaafkan. jadi jangan dipukul rata semua."

"iya mas. balik ke topik gaya pacaranku yang kaya anak kecil, ya. waktu aku berantem untuk yang ke sekian puluh ribu kalinya, ada seorang teman yang ikut menghinaku di media sosial. saat aku tanya apa masalahnya sampe dia ikut campur urusanku, dia tidak mau menjawab. dia cuma mengatai aku ngomel. bahkan dia bilang aku ini seperti tai. kalau aku memang tai, untuk apa dia repot ngurusi tai? toh dia bukan petugas sedot WC, kan?"

"hahahahhaa, ada-ada saja kamu ini, mbak kelor"

"masih belum selesai sampai disitu mas. setelah dia mengatai aku seperti tai, dia juga mengikut sertakan nama ibu. dia seolah mengancam mau melaporkan kenakalanku selama ini ke ibu. aku langsung diam mas. tidak, bukannya aku takut. tanpa dia laporkan pun, ibu sudah tau seperti apa bandelnya aku. dan ibu bisa menerima itu. karena aku percaya kasih sayang ibu begitu besar, mampu memaafkan apapun kesalahan yang telah anaknya perbuat. yang aku sesalkan, kenapa dia berani mengikut sertakan nama ibu? senakal-nakalnya aku, aku tidak pernah berani membawa-bawa nama ibu dan ayah, seberat apapun masalahnya. bagiku, jangan sampai menyakiti hati mereka, apalagi hanya karna masalah sepele. aku pernah menampar temanku karena dia mengikut sertakan nama ibuku dalam masalah kami. aku ingin sekali menampar mulutnya karna sudah lancang mengikut sertakan nama ibu, tapi kami bahkan tidak bertemu. yasudahlah, akhirnya aku diam saja, meskipun dalam hati teramat sangat marah. biar saja, sabar. biar Tuhan yang membalas mereka yang berani mengikut sertakan orang tua, terutama ibu, dalam masalahnya."

"nah, itu mbak kelor sudah bisa bersikap dewasa. kalau mbak kelor terus menerus membalas, apa bedanya mbak kelor dan dia? yang ada masalah akan semakin merambat kemana-mana. Tuhan gak tidur kok."

"mas, teman yang baik itu yang meredam, kan? bukan malah memprovokasi?"

"kalo yang provokasi itu namanya tukang demo, mbak kelor. hahaha."

"iih, mas ini. aku kan lagi galau. mlah diketawain."

"kegalauanmu itu lucu, mbak kelor."

"kenapa ya, mas, kok banyak yang benci sama aku? apa karena aku ngomongnya terlalu ceplas ceplos?"

"yaah, mungkin karna kamu terlalu vokal."

"kalu begitu, aku harus jadi konsonan?"

"hahahaha. bukan seperti itu. kamu tidak bisa selalu menyuarakan apa yang kamu pikirkan dan kamu rasakan. kmu harus melihat lawan bicaramu. apa mereka bisa menerima sikapmu yang seperti itu. harus belajar menahan diri."

"berarti memang aku yang terlalu menyebalkan ya, mas."

"bukan menyebalkan. hanya saja, cuma orang-orang bermental kuat yang bisa berteman denganmu. karena mereka yang bermental lemah pasti bisa sakit hati dengan kejujuranmu. terkadang kamu terlalu jujur, mbak kelor. dan gak selamanya kejujuran itu menyenangkan."

"daripada hidup dalam kebohongan, lebih baik mati dalam kejujuran, kan? waduh, berarti aku harus bermenta superstar ya. artis-artis itu, banyak yang memuji tapi banyak juga yang mencaci. kalo aku tumbang hanya karena dua orang pembenci, berarti aku masih belum layak jadi superstar. hahahaha."

"duh, kamu ini yaaa. hahahhaha. entahlah, aku bingung mengikuti cara berpikirmu. kamu ini UNIK. hahahaha."

"iya sudah lah, mas. aku memang masih harus banyak belajar mengenai cara berbicara. kalau perlu ikut kelas kepribadian saja, ya."

"sepertinya itu ide bagus. tapi sepertinya sulit untuk membayangkan seorang mbak kelor bersikap anggun dan tenang. hahahaha."

"duh mas. jangan begitu lah. aku memang bandel, bengal, nakal, keras kepala, sulit diatur. tapi ini kan proses pencarian jati diri, mas. setidaknya aku masih terus berusaha menjadi manusia yang lebih baik. ini juga yang membawaku menemuimu, mas. sebab aku tau kamu orang yang bisa berpikir dan bersikap dengan tenang. makanya, aku harus banyak belajar ke orang-orang sepertimu biar bisa lebih tenang dalam menghadapi apapun."

Pria itu terkekeh sambil geleng-geleng kepala dan mementung keningku dengan gemas. mungkin nanti malam dia akan bermimpi tentang seorang kelor yang anggun dan keibuan. bisa jadi, kan? hihihihi. dan diakhir percakapan itu, aku teringat perkataan sang Patriot Mawar Merah, "awak dewe lho wes biasa jelungup, dadi gak usah wedi nek ono sing njongkrakno maneh. hahahahahaha"
yang artinya, "kita ini sudah terbiasa terpuruk, jadi jangan takut jika ada yang menjatuhkan. hahaha"

yah, setidaknya aku bersyukur, walaupun banyak yang membenci tapi lebih banyak yang menyayangi. bukankah para Rock star juga seperti itu? hihihihi. tetap semangat, Tuhan ada bersama mereka yang bersabar dan mau terus belajar :D

with love,
Kelorasta

Senin, 24 Maret 2014

Patriot Mawar Merah

saya menulis postingan ini dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. ada segumpal amarah di tiap ketikan katanya. pertama-tama, tiga hari yang lalu saya kehilangan kartu ATM. terakhir mengambil uang di SAC dan saldo masih mencukupi untuk bertahan hidup hingga akhir bulan. entah tertinggal di mesin ATM atau bagaimana kronologis pastinya saya tidak tahu, yang pasti kartu ATM itu sudah tidak bersama saya lagi. dari situ saya harus survival selama tiga hari tanpa memegang rupiah sama sekali. si Noy, vespa PTS '79 berwarna hitam yang menjadi 'kaki kaki' saya, terpaksa harus dikandangkan, karena tak ada biaya untuk membeli bahan bakarnya. untuk masalah perut, saya bergantung pada bungkusan mie instant. mau tak mau dalam sehari hanya makan sekali. alhamdulillah, ternyata masih banyak yang peduli menawarkan saya sarapan pagi. tapi saya tau, saya tidak boleh bergantung seperti ini. tak mungkin saya lakukan setiap hari. akhirnya saya memutuskan untuk bekerja sampingan. untungnya ada seorang teman yang menawarkan saya pekerjaan memotret para wisudawan. tiga hari berlalu dan kartu atm saya yang baru sudah jadi. dengan harap-harap cemas, saya masukkan lagi ke ATM untuk mengecek saldo. hasilnya nihil. saldo saya habis. entah setan mana yang tega mengambil harapan hidup seorang mahasiswa tua di tanggal yang tak kalah tua. sumpah serapah saya keluarkan. bagaimanapun, saya masih butuh makan. lalu saya putuskan untuk pulang ke rumah kedua saya. bercengkrama bersama mereka bisa membuat saya lupa bahwa saya sedang kelaparan. akhirnya saya ingat masih ada satu tanggungan yang belum terlaksana. menulis tentang sang patriot.

apa sebenarnya patriot itu? bisa dikatakan patriot adalah pahlawan kemerdekaan, dewa perang, atau mungkin seseorang yang sangat berjasa mengentaskan kita dari kegalauan. dulu, aku sangat mengidolakan sun go kong si kera sakti dari gunung hua ko yang bertugas mencari kitab suci. bagiku dia adalah sosok yang sangat bisa diandalkan. ksatria pembrani. tapi sang patriot yang akan ku tuliskan, bukanlah orang dengan persyaratan diatas. dia bukan pahlawan kemerdekaan, dewa perang, ataupun org yang berjasa mengentasku dari kegalauan. bukan pula sun go kong. tak banyak cerita yang ku tau tentang dirinya. aku juga tak terlalu kenal dekat dengannya. namun saat aku menghabiskan waktu bersamanya di satu malam sebelum hari minggu, mendengarkan ceritanya, dan menjadi penonton dari setiap pertunjukannya, menggugahku untuk mengangkatnya menjadi Sang Patriot di tulisanku kali ini.

badannya kecil, namun berisi. wajahnya sangar dengan suara yang tak kalah dengan Ipank ataupun Kaka Slank. rambutnya berganti rupa. dulu sempat berwarna merah dengan poni menyilang seperti anak jalanan.  yang ku tau dia dulu memang pernah menjadi anak jalanan. mengamen di sepanjang kalibaru hingga glenmore. untunglah sekarang dia sudah lebih rapi dan berpendidikan. setidaknya dia sudah menamatkan S1 nya dan memutuskan untuk berwirausaha. pekerjaannya terlihat menyenangkan. ia sering sekali melakukan perjalanan. bandung, surabaya, malanmg, hingga banyuwangi. dia sempat beberapa kali meminta saya untuk menjadi tim di bagian pemasaran. tapi saya terlanjur membenci kata marketing dan sebangsanya.

kembali ke sosok sang patriot ini. saya mengenalnya sebagai salah satu senior di ukm pecinta alam. yang namanya pecinta alam, pastilah semua bersaudara. rupanya dibalik wajahnya yang sangar, dia memiliki hati yang selalu berdebar. istilahnya wajah preman berhati roman. wajah rambo hati romeo. wajah security hati hellokitty. wajah..... sudahlah, jangan terus membahas wajah. di samping sekretariat, ada sebuah meja batu berbetuk kotak dengan kolam ikan di tengahnya. ditambahi pohon-pohon rindang yang menaungi tempat ini, membuat suasana disana semakin sejuk. nama tempat ini adalah meja kotak, tempat kami semua berdiskusi mulai dari masalah organisasi hingga masalah hati. Sang Patriot ini adalah salah satu korban patah hati yang mendalam. seorang wanita berbadan lebih kecil darinya, mampu membuatnya hancur berantakan. butuh waktu bertahun-tahun untuk bangkit, hingga akhirnya dia mendapatkan tambatan hatinya yang baru.

masalah tidak berakhir disitu, justru malah bertambah. rupanya wanitanya adalah sosok primadona yang dikagumi banyak pria, termasuk sahabat-sahabat karibnya. pergumulan hampir saja terjadi saat ia berhasil memenangkan hati si gadis berkerudung dengan pipi merona. satu-dua sahabat masih tidak mau menerima dan berusaha memisahkan mereka berdua. tapi Sang Patriot tetap mempertahankan dan berjuang untuk cintanya. pernah di suatu sore, ia memintaku menemaninya ke kota sebelah hanya untuk mengantarkan gadisnya pulang. jarak dan waktu tak menjadi masalah. dalam sehari, ia rela dua hingga tiga kali pulang pergi jember-bondowoso hanya untuk kekasihnya. yang aku tau, ia bukanlah seorang supir yang baik, karena dia mudah sekali mengantuk. bayangkan saja jika mobil harus tergelincir hanya karena dia menyetir sambil tidur. saya harus memutar otak, membuat suasana meriah agar selama perjalanan dia tidak mengantuk. akhirnya, saya pancing dia tentang kronologis bagaimana mereka bisa pacaran. syukurlah, dia jadi teramat sangat bersemangat hingga lupa untuk mengedipkan mata.

Dari pertama denger kamu curhat
Rasanya kebakar hatiku
Feeling gue, biru


Kau bagai duduk di atas api
Dan panasnya kebohongan
Laki-laki yang membuat kamu
Sympathy-ku untukmu
Nge..blues
(SLANK - Simpati blues)

"iki lho ndukk, lagu sing podho karo ceritaku mbek tetehmu". artinya : ini lho dek (nduk adalah sebutan untuk anak perempuan) lagu yang sama seperti ceritaku dengan kakak perempuanmu. ah ya, saya menyebut wanitanya dengan panggilan teteh, karena dia berasal dari bandung, hanya saja hijrah ke bondowoso, kota kecil yang bertetangga dengan jember. pembicaraan mengalir tentang saat ia dan teteh berbincang menunggu pagi di pantai papuma. teteh mencurahkan segala kegalauan hidupnya, dan sang patriot ini dengan sabar mendengarkan. semenjak itu ia tergugah dan memutuskan akan menjaga gadis berpipi merona ini. tak disangka, kata suka pertama diucapkan oleh teteh. bagai pungguk kejatuhan durian, tentu saja ia langsung mengangguk penuh senyum. tak menyangka bahwa rasa cinta tercipta dari sang wanita. namun sahabatnya kecewa, dan memutuskan tali persahabatan serta menggunakan banyak cara untuk memutuskan cinta mereka.

"meskipun diserang banyak orang, tapi aku tetap bertahan, nduk. karena aku dan dia saling mencintai apa adanya. terkadang aku heran, kenapa dia mau bersamaku, padahal ada banyak pria lain yang lebih baik dariku. tapi, aku anggap dia adalah jawaban dari Tuhan. malaikat yang mampu mengubah hidupku jadi lebih baik. ah ya, aku senang sekali."

"kamu sudah benar-benar serius sama dia mas?"

"amin, nduk. sebisa mungkin iya. nanti, aku akan bilang ke ayahnnya, ' pak, saya mencintai putri bapak. izinkan saya meminangnya untuk jadi penjaganya yang sah. saya memang hanya seorang wirausahawan dengan gaji yang tidak menentu, tapi kalau hanya menghidupi saya dan putri bapak, insyaallah cukuplah, pak. cukup untuk membuat dapur mengebul, cukup untuk rekreasi, dan semoga cukup untuk beli pajero' amiiiiinnnn. hahahaha."

nah, di malam minggu ini, dia kembali mengajakku ke kota tetangga. pukul lima kurang seperempat kami berangkat berenam. kenapa harus sepagi ini sih?

"temani aku mengantar adeknya teteh dan teman-temannya, nduk. semalem mereka mau liat orang trek-trekkan, sekarang mereka harus pulang sebelum matahari terbit."

"buat apa repot-repot sih mas? kenapa harus diantar? mereka itu laki, masa' gabisa pulang sendiri?"

"aku sudah janji akan jaga tetehmu, dan janjiku itu berlaku juga untuk keluarganya. hehehehe. ah ya, sekaligus aku mau memberikan ini untuknya. aku tidak pernah memberinya surprise di pagi hari."

sekuntum mawar merah indah merekah di tangannya. aku hanya geleng-geleng kepala. beginilah Sang Patriot cinta, dia selalu berjuang untuk kekasihnya. bahkan ia rela tidak tidur semalaman menemani adik si teteh lihat trek-trekkan dan mengantarnya pulang, hanya untuk mengirimkan sekuntum mawar di pagi hari untuk teteh.

pagi menjelang. mobil melaju teramat kencang. jika speedometer tidak memiliki pengganjal, pastilah sudah berputar kembali saking ngebutnya ia melajukan kendaraan. sebenarnya mataku sudah tidak kuat, butuh istirahat. tapi jika ia tak diajak berbicara, bisa-bisa nyawa kami melayang akibat kecelakaan karena pengemudinya mengantuk. pukul 5 tepat, mobil berhenti di maesan. mogok karena mesinnya kepanasan. kami putuskan untuk beristirahat sebentar, sepuluh menit cukuplah untuk tidur sambil menunggu mesin mobil dingin. dan tepat sepuluh menit setelahnya, mobil kembali menyala. hanya butuh 5 menit untuk tiba di tujuan. matahari pagi sudah terbit, namun mataku masih enggan bangkit. tiba-tiba ia mengaduh!

"harus ngebut, nduk. aku ada janji untuk mengantarkan baju acara fun bike dengan pak bupati. aduh, semoga saja tepat waktu!"

tak usah ditanya bagaimana laju mobilnya. yang aku tau, pria sejati tak akan ingkar janji. dan itulah yang dilakukan olehnya. saat ia tau sudah terlambat, ia mengejar rombongan hingga dapat. kami bertemu di daerah Balung, untunglah komandan bersepeda maklum saat melihat wajah kami yang awut-awutan karena tidak tidur semalaman. misi terselesaikan, waktunya kami beristirahat pulang. di tengah perjalanan kembali, ada satu hal yang baru kami sadari. bunga mawar merah itu masih tersimpan rapi di dashboard mobil. dia lupa memberikan "morning rose" pada wanitanya.

"Aduh, nduk! Lupa!", teriaknya sambil menepuk dahi. lalu ia menatapku jahil. seakan bisa membaca pikirannya, aku langsung berteriak, "TIDAK! Aku gak mau balik ke bondowoso lagi cuma buat mengantar bunga! Aku mau tidur!"

Ia tertawa terbahak. bagiku seorang patriot haruslah memiliki semangat juang. memperjuangkan apapun itu, termasuk orang yang dia sayang. bahkan dengan cara paling tidak masuk akal sekalipun. berjuanglah, Sang Patriot! 

Dan seperti biasa, saya selalu kehabisan kata untuk mengakhiri cerita. akhir kata, terimakasih sudah meluangkan waktu utnuk membaca. salam.

Jumat, 10 Januari 2014

just another quote

CIN(T)A
#bandung, august 2000
dear god,
dear el,
dear allah,
in your majesty,you create differenacs
in my arrogance,i question your wisdom
in your mistery,you create temptation
in my inferiority,you make me more than I am
so here i am
i surrender me in the agony of your love
i surrender me in the irony of your law
lead me to joy of love redmined
teach me how to love you more


#1
Anisa : eh nama lo sebenernya siapa sih?
Cina  : cina
Anisa : nama asli lo?
Cina  : cina
Anisa : kepanjangannya?
Cina  : cina. ga pake republik, ga pake rakyat
Anisa : tega banget ya bapak lo, udah tau muka lo cina, masih dikasih nama cina
Cina  : bapakku bukan mau kasih nama cina, petugas aktanya saja yang bodoh, bapakku bilang , mau ngasih nama anaknya nama cina, dikira petugasnya , namaku memang cina
Anisa : terus lo gak protes?
Cina  : bagus kok namaku, identitasnya jelas. daripada nama kau . bisa2 disangka orang arab
Anisa : anisa tuh nama surat di al quran, artinya perempuan
Cina  : tega kali bapak kau, udah tau muka kau perempuan, masih dikasih nama perempuan
Anisa : iyanih, gue gak suka nama gue
Cina  : kamu maunya laki laki?
Anisa : di surat anisa ada tafsir yang nyaranin mukul istri…
Cina  : kawin kok kaya tinju
Anisa : islam bukan agama bar bar, makanya gue lebih suka bacanya tafsir bahasa inggris



#2
 Anisa : arsitek tuh berasa tuhan, berasa yg paling tau rancangan terbaik buat manusia, yang paling tau dan yang terbaik ya, yang negjalanin sendiri
cina  : jenius! emang arsitek tuh berasa tuhan, makanya gak kepikiran kalo ada rancangan yang lebih baik


#3
anisa              : cepetan cin
cina                : berapa bang?
tukang bakso : kan udah dibayar tadi sama pacarnya
cina                : dia bukan pacar aku bang
tukang bakso : loh tadi manggilnya pake cin, kirain cinta..


#4
Anisa : jangan dibunuh! ntar dia juga pergi sendiri kalo udah nggak ada yang manis
Cina  : yah, kalo ada kau, gak pergi pergi dong
Anisa : gak guna deh lo gombalin gue, gamau gue sama lo. 
Cina  : kau cantik aku ganteng, kau yatim aku piatu, kau bego aku pintar, kau..
Anisa : lo kristen gue islam
Cina  : exactly ! ntar kita bisa di display taman mini, jadi simbol kerukunan umat beragama, kau kan belum pernah main beda agama, atau kau pindah kristen aja nis?
Anisa : yakin lo mau sama gue? Tuhan gue aja berani gue khianatin. apalagi lo entar?



#5
Cina  : hukum newton II. cewek cantik, pasti gak ngerasa cantik
Anisa : banyak kok cewek cantik yang ngerasa cantik.
Cina  : berarti mereka kurang cantik
Anisa : i miss being me. waktu smp gue bisa be myself
Cina  : sekarang?
Anisa : gue behave
Cina  : bukannya bi…tchy? ganti ganti cowok terus
Anisa : cemburu yah?
Cina  : kau kira semua cowok suka sama kau?
Anisa : keliatan kali dari matanya


#6
Cina  : kau udah punya tunangan?
Anisa : dijodohin
Cina  : kawin tuh seharusnya ibadah
Anisa : nyenengin orang tua ibadah juga kan? toh semua cowok sama aja
Cina  : tunanganmu jawa?
Anisa : chinese….tapi islam
Cina  : ternyata kau mau juga sama cina
Anisa : menurut gue cina tuh menarik banget. kalo lo sukanya yang kaya apa?
Cina  : kalo istriku, harus lebih cinta Tuhan aku daripada aku


#7
Cina  : kenapa kau memilih konsep mozaik untuk TA kau?
Anisa : karena mozaik berati berbeda beda, tapi jika diliat dari jarak yang tepat akan menjadi satu kesatuan yang indah. sama seperti kampung kota, berbeda2 suku, agama, status sosial,tapi jika diliat dari jarak yang tepat, akan menjadi satu kesatuan yang tepat.


#8
cina  : sesuai hukum newton III, cewek cantik, pasti kesepian
Anisa : cuma Tuhan yang tau rasanya jadi gue..
cina  : nah gitu, emang kau harus berserah sama Tuhan kalo ada masalah
Anisa : maksud gue, cuma tuhan yang tau rasanya jadi selebritis. tuhan emang suka dipuji dan disembah…
Cina  : selebritis macam kau aneh sekalipun, susah2 kerja biar dikenal orang. udah terkenal. ee malah gak mau dikenal orang
Anisa : lo pikir kenapa Tuhan nyiptain atheis? cape tau disembahin terus sama orang setiap saat. gabisa ya orang liat gue apa adanya?
Cina  : cuma aku sama Tuhan yang cinta kau bukan karna kau cantik
Anisa : jadi?
Cina  : karna kau kaya
Anisa : Tuhan suka yang kaya apa?
Cina  : yang IP nya diatas 3
Anisa : berarti TA gue harus A, baru Tuhan suka..
Cina  : makanya, ayo selesaikan TA kau, biar kita patahkan itu hukum newton I, kecantikan tidak berbanding terbalik dengan kepintaran
Anisa : cin.. hukum newton I itu, suatu benda tidak akan berubah sampe ada benda lain yang memaksanya berubah


#9
Anisa : kalo adegan ini difilemin, pasti kaya adegan dansa di Titanic deh
Cina  : the next chapter , adegan mobil!
Anisa : heh anak kecil! *tampar pipi
Cina  : kata Tuhan aku , kalo ditampar pipi kiri, kasih pipi kanan
Anisa : keburu bonyok duluan dong
Cina  : demi.. world’s peace
Anisa : kalo ada yang nampar pipi lo, lo tampar balik pipi dia. lo pastiin dia ga akan sembarangan nampar pipi orang lagi, baru dunia damai
Cina  : semangat balas dendan ditambah semangat nyalahin orang lain……..
Anisa : kenapa Alloh nyiptain kita beda beda, kalo Alloh cuma pengin disembah dengan satu cara
Cina  : makanya Allah nyiptain cinta, biar yang beda beda, bisa nyatu. tapi tetep yang bener cuma satu!
Anisa : duuh cape deh gue ngomongin ginian. lo nggak bisa ya kaya cowo normal lainnya? ajakkin gue ke paris kek, beliin gue berlian kek, bikinin gue puisi kek…
Cina  : yuk kita ke Ambon yuk biar kau liat, agama sudah jadi propaganda paling murah dan efektif sepanjang sejarah bunuh bunuhan manusia. kita dikasih previlage lebih buat belajar mempelopori perdamaian, orang bodoh yang tak tau apa apa. lebih mudah utnuk di provokasi!
Anisa : duuuh dunia ini udah kebanyakan agama,kebanyakan Tuhan! siapa si lo coba nyelesein konflik agama dunia, Tuhan aja gabisa! Cin, lo ngomong panjang lebar disini pun Yerusalem tetep perang! Ambon tetep bunuh2an! kalo lo nggabisa nyelesein konflik agama yang jauh disana, the less you can do, jangan coba bikin konflik baru disini deh!
Cina  : ………………..
Anisa : ……………….
Cina  : ………………..
Anisa : oke ganti topik dong
Cina  : oke, next chapter, adegan mobil


#10
Cina  : mari kita berdoa menurut agama dan kepercayaan aku
Anisa : enak aja, Tuhan yang kami sebut dengan berbagai nama, dan yang kami sembah dengan berbagai cara….
Cina  : terimakasih atas berkat yang Engkau berikan, jauhkanlah kami dari percobaan. amin.
Anisa : amin

Hai, Tuhan. Curhat, yuk.

hai, Tuhan. bagaimana kabarmu ? curhat, yuk. aku butuh konseling. garap skripsi saja butuh konseling, apalagi menjalani hidup ? :)

Tuhan, ingat gak lebih dari setahun yang lalu aku mencintai makhluk-Mu? dia mengajarkan aku tentang kasih. tapi kenapa dia dan aku harus memanggilmu dengan sebutan yang berbeda?

Tuhan, aku pernah mencoba mengidentifikasi bentukmu. akhirnya aku hanya mendapatkan sebuah kekosongan. tapi dari situ aku tau, kekosongan yang tak bisa aku definisikan itu adalh Kau. karna Kau terlalu sempurna hingga tak terjangkau oleh akal sehatku.

Tuhan, tau gak? aku tadi lagi searching dan aku menemukan sebuah simbol. dituturkan oleh seseorang dari agama yang berbeda. di negaraku, Indonesia, itu adalah agama yang tertua. katanya Simbol itu adalah pengubung manusia dengan-Mu. artinya sangat indah sekali. 

"Simbol ini juga menyiratkan seluruh jaga raya yang hadir di dalam Hyang Maha Esa. Titik di Pranawa Om berarti bumi (Bhur), bulan sabit berarti jagad raya (berbagai planet dan bintang) sama dengan Bwah, dan Swah yang merupakan lengkungan di sebelah kanan aksara tiga berarti kekosongan yang meliputi Bhur dan Bwah, betulkan kekosongan tersebut kosong?  Seandainya kosong bagaimana mungking dapat menunjang seluruh orbit ini. Ternyata kekosongan itu bukanlah kekosongan namun Zat Yang Maha Agung dari mana semua ini tercipta."

tapi di agamaku, simbolmu berbeda. di agama seseorang yang mengajarkan aku tentang kasih, kau juga hadir dalam bentuk yang berbeda. apa aku harus mendapatkan bentukMu untuk percaya bahwa Kau ada ?

Tuhan, aku sedang bingung. aku seolah kembali ke masa dimana aku kelimpungan mencariMu. aku sedang tidak bisa menjalankan ritualku, karena aku sedang dalam kondisi tidak suci. lalu bagaimana caranya agar aku bisa tenang dan merasa dekat denganMu ?

Tuhan, bukankah semua yang kau ajarkan adalah baik ? perbedaan yang kau ciptakan adalah untuk saling melengkapi ? dan ajaran terakhirmu adalah kesempurnaan ?

Tuhan, harus bagaimana lagi aku menyikapi ini ? aku pernah dengan angkuhnya mengatakan aku sudah menemukan jawaban. tapi rupanya Kau adalah sosok yang tak akan usai dicari.

aku membutuhkanMu, Tuhan. sesekali sapa lah aku, agar aku merasa Kau ada disini bersamaku.

ngomong2, terimakasih untuk kehidupan yang Kau berikan. semoga Kau selalu baik2 saja. eh, aku lupa, Kau kan Tuhan. Kau pasti akan selalu baik2 saja :)