Minggu, 03 Desember 2017

SARJANA : Catatan Seorang Penganggur (Tanpa Bir Dingin) III

Sudah di post di sini pada 11 November 2015 yang lalu


Tanggal 8 November yang lalu

"Mbak kelor, selamat yaa sudah setaun diwisuda", kata si papank. Tumben orang ini inget, mak cek romantisnya rah kah diucapin selamat setaun wisuda sama sahabat. Kok inget ? "Inget lah mbak, soalnya tgl 8 itu pertama kalinya aku ketemu zakiya. Pas tepat di wisudanya mbak kelor." Oh, terimakasih. Jadi yang diingat memang zakiya nya. Wisuda cuma bonus.


Beberapa jam sebelum si papank kasih selamat, pacarku sudah kasih selamat duluan. Bukan, bukan selamat setaun jadi sarjana. Tapi kasih selamat karna hari itu mantannya ulang taun. "Aku lupa kamu wisuda tanggal delapan november, ndaa. Yang aku inget itu ultahnya ranny bear". Oh yeah makasih. Yang diingat cuma ranny. Wisuda cuma bonus.


Beberapa jam setelahnya, mantan partner kerjaku, Dani Zarkasyi, mengunggah foto di IG nya. "8 november daaaa, tanggalmu iki. Arek2 kangen kabeh. Baik2 disana yaa" Bukan. Daaa bukan untuk inDAna. Itu untuk sahabatnya, Alda, yang tidak pernah merasakan memakai toga karna terlebih dahulu dipanggil oleh-Nya.


Aku cuma bisa diam. Bagaimanapun wisuda hanyalah sebuah upacara pelepasan. Sarjana hanyalah julukan. Tidak menjamin apakah kau jadi orang yg lebih berarti setelah menyandang huruf S dibelakang namamu. Dan kali ini diam ku berbeda dengan setahun yang lalu. Diamku bukan lagi dengan menikmati JASUKE dipinggir jalan sambil memikirkan ketakutan mencari pekerjaan. 
Diamku kali ini ditemani secangkir kopi dipinggir pantai. Tanpa ketakutan menjadi seorang penganggur. Walaupun tanpa bir dingin. Karna aku tau, ketakutan hanyalah untuk sesuatu yang belum pernah terjadi. Dan aku sudah melewatinya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar