Sabtu, 19 Juli 2014

hai, kumbang :)

sore ini aku masih diberi kesempatan untuk berbuka puasa secara gratis di rumah seorang teman. bagi seorang anak kos yang sudah kehabisan uang dipertengahan bulan, ini sungguh tawaran yang sangat menggiurkan. hehehehe.

anak itu, sebut saja dia kumbang, karena inisial bunga sudah terlalu mainstream. si kumbang ini kukenal sebagai sosok pria yang tidak modal. kalau aku mengajaknya keluar untuk makan, biasanya aku yang membayar. siapapun yang mengajaknya, harus siap mengeluarkan kocek lebih untuk mendanainya. heheheh. si kumbang juga sering terlihat di sekret, jarang pulang. pernah aku iseng bertanya,  "Kamu kok gak pernah pulang? rumahmu kan deket, gak pernah dicariin sama orang tua? atau jangan-jangan kamu sudah dipecat jadi anak?". dia hanya menjawab dengan tawa.

dia orang yang suka bercanda. biasanya dia jadi bahan bullying karena nasib sialnya yang selalu jauh dari uang. tapi rupanya dia cukup hebat juga. dia pernah menjadi wirausahawan membuka warung kopi dan mengelola bersama beberapa temannya. warungnya sederhana namun ramai pengunjung, sama seperti kepribadiannya yang sederhana namun meramaikan suasana.

tepat saat adzan maghrib berkumandang, kami tiba dirumahnya. siapa sangka ternyata dia adalah anak dari keluarga yang terhitung berpunya. rumahnya besar dengan banyak tanaman hias. hanya saja dia memang selalu bersikap sederhana, tak pernah menonjolkan apa yang dimiliki keluarganya. yang menarik, banyak foto terpajang di dinding rumahnya. di ruang tamu, kami disuguhkan sebuah foto keluarga dengan 4 orang anak lelaki. dua orang yang lebih besar tentulah kakaknya. lalu ada dia, sangat imut, tidak seperti sekarang. dan ada satu anak lagi yang tubuhnya lebih kecil darinya. mungkin adiknya. dan di sebrang dinding itu, juga terpasang foto keluarga, namun formasinya berkurang satu. hanya ada 3 anak lelaki. si kecil tidak ada.

"kamu anak keberapa ?", tanyaku memulai percakapan

"anak ketiga", jawabnya

"ini siapa?"

"adikku"

"tapi di foto yang itu kok gak ada ?"

dia terdiam

"adikmu kemana?"

"dia sudah gak ada..."

gantian aku yang diam.

kami memutuskan untuk mengganti percakapan. bercanda dengan teman lainnya lalu menyantap hidangan yang disediakan dengan lahap. setelah itu kami ngaso di teras luar. dan aku memutuskan untuk mengorek lebih dalam. lagi-lagi sifat kepo ku kumat.

"kumbang, boleh aku tanya adekmu kenapa? sakit?"

"nggak. kecelakaan."

"awww. kapan?"

"SD kelas 4"

"kamu kelas berapa waktu itu?"

"aku kelas 6. kita cuma selisih 2 tahun."

"mmm, kecelakaan apa ?"

"ditabrak waktu naik sepeda...."

mata Kumbang sedikit menerawang.

"waktu itu kita lagi main sepeda. hari masih gelap, mungkin lepas subuh. kami berangkat rombongan. dia goncengan sama temannya, aku sendirian. lalu ada mobil pengangkut ikan yang ngebut, kencang. yaa, terus begitulah..."

"awwww... adekmu langsung meninggal di tempat?"

"nggak, dia masih sempat dirawat di RS sebelum meninggal. tapi temannya itu meninggal di tempat."

"kalo dari foto itu kelihatannya dia paling dekat sama kamu, ya?"

"iyalah, selisih umur kami hanya dua tahun. makanya, kalo aku lagi di sekret dan lihat si T, aku langsung keinget adikku..."

dia diam. aku diam. tanpa sadar air mataku merebak, tapi kuhapus sebelum ada yang menyadarinya. rupanya dibalik sosoknya yang slenge'an ada cerita yang begitu mengharukan. sifat manusia siapa yang sangka ?

dan seperti biasa, aku selalu kehabisan kata-kata diakhir cerita. selamat malam, selamat beribadah puasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar